Suasana Senja Di Raya Beach,TigaRas
Abg AnfieL sebagai Modelnya
Ketika kita menyadari bahwa hidup berawal dari mimpi, saat itu pula kita akan beranjak dan bergegas untuk meraih mimpi itu. "Manjada Wajada" “orang yang bercita-cita tinggi adalah orang yang menganggap teguran teguran keras baginya lembut daripada sanjungan merdu dari penjilat yang berlebih-lebihan”
Kamis, 17 Mei 2012
Rabu, 16 Mei 2012
AsaL UsuL SARAGIH
Saragih adalah marga atau morga dari suku Simalungun yang aslinya berasal dari daerah yang bernama Simalungun di provinsi Sumatera Utara, Indonesia.
Etimologi
Secara Etimologis, Saragih berasal dari "simada ragih" dalam bahasa Simalungun, yang mana "ragih" berarti atur, susun, tata, sehingga simada ragih berarti pemilik aturan atau pengatur, penyusun atau pemegang undang-undang.Asal-usul
Beberapa versi sumber sejarah menyatakan bahwa leluhur marga saragih berasal dari Selatan India, yang melakukan perjalanan ke Sumatera Timur ke daerah Aceh, Langkat, daerah Bangun Purba, hingga ke Bandar Kalifah sampai Batubara.Akibat desakan suku setempat, mereka kemudian bergerak ke daerah pinggiran Toba dan Samosir[1].
Marga Saragih pertama (Hasusuran-1) itu sendiri muncul saat salah seorang Puanglima (Panglima) dari kerajaan Nagur dijadikan menantu oleh Raja Nagur dan selanjutnya mendirikan satu kerajaan baru di Raya (di sekitar daerah yang kini disebut Pematang Raya, Simalungun).
Daftar Raja Kerajaan Raya:
- Tuan Si Pinang Sori
- Raja Raya, Tuan Lajang Raya
- Raja Raya Simbolon (Namanya memakai nama wilayah kerajaannya, sebab tidak diketahui lagi siapa nama aslinya)
- Raja Gukguk
- Raja Unduk
- Raja Denggat
- Raja Minggol
- Raja Poso
- Raja Nengel
- Raja Bolon
- Raja Martuah
- Raja Raya Tuan Morahkalim
- Raja Raya Tuan Jimmahadim, Tuan Huta Dolog
- Raja Raya Tuan Rondahaim
- Raja Raya Tuan Sumayan (Kapoltakan)
- Raja Raya Tuan Gomok (Bajaraya)
- Tuan Yan Kaduk Saragih Garingging
Submarga Saragih
Saragih terdiri dari banyak sub-marga, antara lain:- Garingging
- Dasalak
- Dajawak
- Permata
- Damuntei
- Sumbayak
- Siadari
- Siallagan
- Sidabalok
- Sidabukke
- Sidauruk
- Sigalingging
- Sijabat
- Simanihuruk
- Simarmata
- Sitanggang
- Sitio
- Napitu
- Rumahorbo
- Tamba
- Tinambunan
- Turnip
- Nasionggang
- Saing
Tokoh terkenal
Tokoh-tokoh terkenal yang bermarga Saragih adalah:- H. A. Yunus Saragih, Bupati Langkat
- "Bill" Amirsjah Rondahaim Saragih Garingging, musisi jazz terkenal yang lama merantau ke luar negri.
- Prof. Dr. Bungaran Saragih, menteri Pertanian di kabinet Indonesia Bersatu dan Kabinet Gotong Royong Pemerintahan Indonesia.
- Edy Aman Saragih, Bupati pertama Kabupaten Nias Selatan.
- Henry Saragih, koordinator Internasional La Via Campesina dan Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI).
- Guru Jason Saragih, Bapak / Pelopor Pendidikan Simalungun.
- dr. Djasamen Saragih, warga Simalungun pertama yang menjadi Dokter
- Pdt. Djaulung Wismar Saragih Sumbayak
- Orang Simalungun pertama yang menjadi seorang pendeta.[2]
- Penyusun Kamus Simalungun pertama.
- Orang Indonesia pertama yang menterjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Nusantara (bahasa Simalungun).[3]
- Kimar Saragih, ketua Pengadilan Tinggi Sumatera Utara.
- Kristupa Saragih, fotografer terkenal Indonesia dan pengasuh dari fotografer.net.
- Muhar Omtatok
- Budayawan & Spritualis,
- Ketua Forum Komunikasi Paranormal & Penyembuh Alternatif Ind - FKPPAI Sumut
- Ketua Umum Majelis Kaji Metafisika
- Sekretaris Umum Yayasan Simalungun Sauhur
- Tuan Rondahaim Saragih Garingging, raja Raya, pejuang yang ditunjuk menjadi raja goraha (panglima perang) kerajaan-kerajaan di Simalungun dalam melawan Belanda.
- Tambah Tuah Saragih, (lebih dikenal dengan julukan Pangulu Damak) spiritualis
- Mayjen TNI (Anumerta) Tobib Sanina Mardjans Saragih, atau lebih dikenal sebagai T. S. Marjan Saragih mantan anggota Laskar Medan Area, Komandan Sektor III NAPINDO, Danrem Kalimantan Barat, Kasdam Tanjung Pura & Dewan Komisaris PTP X Sukabumi. Yang kemudian namanya diabadikan sebagai nama lapangan di KODIM Simalungun
- Ir. Sjafei Amri Saragih, Dipl. E. Eng, Ketua Bidang Verifikasi dan Sertifikasi Asosiasi Masyarakat Baja Indonesia (AMBI), Tenaga Ahli Menteri Perumahan Rakyat Bidang Industri Perumahan (2011-sekarang)
Tips Menjawab Pertanyaan Interview / Tips Wawancara Kerja
Tips Interview Kerja – Jika Anda pernah mengajukan Surat Lamaran Pekerjaan
pada salah satu perusahaan, dan nasib baik sedang memihak pada diri
Anda, kemungkinan besar sebelum Anda diterima menjadi karyawan di
perusahaan tersebut, anda biasanya akan mengikuti prosedur yang umumnya
berlaku pada perusahaan, diantaranya anda akan melakukan psikotest dan
selanjutnya jika Anda lolos, maka Anda akan memasuki bapak final atau
interview. Dalam interview atau wawancara, ini memungkinkan anda akan
diterima atau sebaliknya, tergantung dari jawaban Anda tentang
pertanyaan yang sudah disiapkan oleh perusahaan. Namun pada umumnya,
pertanyaan yang sering muncul saat melakukan interview atau wawancara
adalah seputar kepribadian Anda, pengalaman kerja dan lain-lain. Lalu
bagaimana cara menghadapi pertanyaan-pertanyaan saat interview? Berikut
ini Perpustakaan Online Blogger Indonesia (duniabaca.com) berbagi tips 7 pertanyaan penting dalam interview kerja, yang mungkin bisa membantu anda dalam menghadapi wawancara, seperti yang dilansir oleh id.shooving.com
7 Pertanyaan dalam Interview
1. Ceritakan mengenai diri Anda!
Untuk pertanyaan ini, interviewer ingin Anda menjelaskan mengenai kekuatan, prestasi, atau segala hal positif yang yang terkait dengan Anda. Mungkin Anda terjebak untuk menjawab mengenai hobi saya, saudara dan keluarga saya, hewan piaraan saya, teman dan lain sebagainya. Jawaban tersebut tidak berguna karena tidak akan memberikan manfaat kepada perusahaan.
1. Ceritakan mengenai diri Anda!
Untuk pertanyaan ini, interviewer ingin Anda menjelaskan mengenai kekuatan, prestasi, atau segala hal positif yang yang terkait dengan Anda. Mungkin Anda terjebak untuk menjawab mengenai hobi saya, saudara dan keluarga saya, hewan piaraan saya, teman dan lain sebagainya. Jawaban tersebut tidak berguna karena tidak akan memberikan manfaat kepada perusahaan.
2. Apakah kelemahan Anda?
Jangan menceritakan tentang hal – hal negatif mengenai diri Anda misalnya pernah menggunakan narkoba, pernah dipenjara, kalau tiduk ngorok, mabuk, atau misalnya saya tidak bisa kerja di bawah tekanan waktu deadline. Jawaban itu akan membunuh Anda seketika. Yang benar misalnya mengatakan bahwa Anda orangnya workaholic, jadi saya tidak bisa berhenti jika pekerjaan saya belum selesai akan tetapi saya akan berusaha mengatur waktu dengan baik saat saya mulai kerja di perusahaan ini. Memang kelihatannya itu adalah sebuah kelemahan tetapi tidak bagi interviewer. Itu semua hanyalah sebuah contoh, jawaban Anda mungkin bisa dalam hal yang lain.
Jangan menceritakan tentang hal – hal negatif mengenai diri Anda misalnya pernah menggunakan narkoba, pernah dipenjara, kalau tiduk ngorok, mabuk, atau misalnya saya tidak bisa kerja di bawah tekanan waktu deadline. Jawaban itu akan membunuh Anda seketika. Yang benar misalnya mengatakan bahwa Anda orangnya workaholic, jadi saya tidak bisa berhenti jika pekerjaan saya belum selesai akan tetapi saya akan berusaha mengatur waktu dengan baik saat saya mulai kerja di perusahaan ini. Memang kelihatannya itu adalah sebuah kelemahan tetapi tidak bagi interviewer. Itu semua hanyalah sebuah contoh, jawaban Anda mungkin bisa dalam hal yang lain.
Pesan Sponsor
3. Kenapa Anda meninggal pekerjaan sebelumnya?
Jawaban untuk pertanyaan ini akan menentukan jenis kepribadian Anda. Pertanyaan explisitnya adalah “Apakah Anda loyal terhadap perusahaan?”. Jangan pernah berkata bahwa karena perusahaan Anda menawarkan gaji yang lebih tinggi dibanding perusahaan sebelumnya atau perusahaan tempat saya kerja kemarin jelek, perusahaan Anda adalah yang terbaik. Cara pandang dan perkataan negatif Anda tidak akan menaikkan rangking Anda di depan interviewer. Katakan bahwa – Saya melihat disini saya dapat berkembang dan meningkatkan kepribadian, kemampuan saya…dll setingkat lebih baik jika saya bergabung dalam perusahaan ini
Jawaban untuk pertanyaan ini akan menentukan jenis kepribadian Anda. Pertanyaan explisitnya adalah “Apakah Anda loyal terhadap perusahaan?”. Jangan pernah berkata bahwa karena perusahaan Anda menawarkan gaji yang lebih tinggi dibanding perusahaan sebelumnya atau perusahaan tempat saya kerja kemarin jelek, perusahaan Anda adalah yang terbaik. Cara pandang dan perkataan negatif Anda tidak akan menaikkan rangking Anda di depan interviewer. Katakan bahwa – Saya melihat disini saya dapat berkembang dan meningkatkan kepribadian, kemampuan saya…dll setingkat lebih baik jika saya bergabung dalam perusahaan ini
4. Bisa bekerja bersama tim?
Katakan ya untuk pertanyaan ini. karena dengan tim Anda bisa bekerja dengan cepat dan efisien. Jangan katakan bahwa saya mampu memimpin tim perusahaan Anda, kenapa? karena setiap perusahaan memiliki kondisi kerja yang berbeda. Ditambah lagi Anda tidak tahu anggota member tersebut ataupun mengenalnya satu persatu. Jadi jangan memberikan opini sampai Anda melihat faktanya.
Katakan ya untuk pertanyaan ini. karena dengan tim Anda bisa bekerja dengan cepat dan efisien. Jangan katakan bahwa saya mampu memimpin tim perusahaan Anda, kenapa? karena setiap perusahaan memiliki kondisi kerja yang berbeda. Ditambah lagi Anda tidak tahu anggota member tersebut ataupun mengenalnya satu persatu. Jadi jangan memberikan opini sampai Anda melihat faktanya.
5. Berapa gaji yang Anda inginkan?
Berapa gaji yang Anda inginkan? jangan berkata seolah Anda ingin mengambil uang yang banyak dari perusahaan tanpa Anda mau memberikan apapu. Tunjukkan mereka kita adalah partner beri mereka Win-Win Solution. Anda bisa menjelaskan UMR misalnya 1Juta, kemudian ditambah biaya-biaya lain misalnya untuk posisi supervisor saya membutuhkan dana komunikasi Rp…, tabungan Rp…, asuransi Rp…, etc. Jelaskan dari sudut pandang perusahaan dulu kemudian jelaskan biayanya.
Berapa gaji yang Anda inginkan? jangan berkata seolah Anda ingin mengambil uang yang banyak dari perusahaan tanpa Anda mau memberikan apapu. Tunjukkan mereka kita adalah partner beri mereka Win-Win Solution. Anda bisa menjelaskan UMR misalnya 1Juta, kemudian ditambah biaya-biaya lain misalnya untuk posisi supervisor saya membutuhkan dana komunikasi Rp…, tabungan Rp…, asuransi Rp…, etc. Jelaskan dari sudut pandang perusahaan dulu kemudian jelaskan biayanya.
6. Kenapa saya harus menerima Anda?
Pertanyaan ini merupakan hal yang susah saya jawab. Anda bisa menjawab bahwa saya tinggal di dalam kota yang sama dengan perusahaan sehingga saya bisa lebih fokus bekerja, saya mampu melakukan market research karena saya mempunyai jaringan yang luas, atau saya memiliki pengalaman 5 tahun dan saya tahu tentang teori dan prakteknya sehingga saya mampu meningkat kecepatan perusahaan dengan cepat.
Pertanyaan ini merupakan hal yang susah saya jawab. Anda bisa menjawab bahwa saya tinggal di dalam kota yang sama dengan perusahaan sehingga saya bisa lebih fokus bekerja, saya mampu melakukan market research karena saya mempunyai jaringan yang luas, atau saya memiliki pengalaman 5 tahun dan saya tahu tentang teori dan prakteknya sehingga saya mampu meningkat kecepatan perusahaan dengan cepat.
7. Apa saran Anda untuk meningkatkan kinerja perusahaan?
Jangan memberi pernyataan tanpa fakta. Anda harus menjawabnya dengan jujur bahwa Anda tidak mengetahui fakta situasi perusahaan yang sesungguhnya. Katakan bahwa Anda akan melihatnya dulu dengan seksama dan setelah itu akan memberikan pendapat dan saran.
Jangan memberi pernyataan tanpa fakta. Anda harus menjawabnya dengan jujur bahwa Anda tidak mengetahui fakta situasi perusahaan yang sesungguhnya. Katakan bahwa Anda akan melihatnya dulu dengan seksama dan setelah itu akan memberikan pendapat dan saran.
Itulah beberapa tips saat menghadapi pertanyaan interview kerja, semoga dengan mempelajari tips menghadapi interview kerja ini,
Anda tidak ragu lagi dalam menjawab semua pertanyaan yang diberikan
oleh pihak perusahaan dan semoga Anda terpilih menjadi karyawan pada
perusahaan yang dimaksud. Selamat Bekerja, Tunjukkan yang terbaik, maka
Anda akan lebih di hargai.
Selasa, 15 Mei 2012
TIM EKSPEDISI KHATULISTIWA SUBKORWIL MURUNG RAYA TEMUKAN SITUS CANDI Oleh : Pendam 12/tpr 16-Mei-2012, 07:26:32WIB
Pada tanggal 28 April 2012 Tim Penjelajah II ekspedisi khatulistiwa sub korwil IV wilayah Murung Raya dipimpin Lettu Inf Haris Puji Beserta 11 orang anggota menemukan Semacam bangunan yang memiliki arsitektur seperti candi di daerah Tumbang Jojang.
Berdasarkan hasil informasi yang didapat dari Bpk Zen Wahyu (Camat Uut Murung) bersama para pemuka adat, didapatkan informasi bahwa dulu pernah ada legenda sebuah desa yang hilang termasuk penduduknya karena dikutuk oleh Tuhan menjadi batu karena penduduk kampung tersebut dinilai sering melakukan perbuatan yang tidak baik di mata Tuhan.
Salah seorang pemuka adat yang tertua membenarkan hal tersebut, tetapi ia menyatakan bahwa sampai sekarang ia tidak tahu keberadaan kampung tersebut, tetapi saat para pemuka adat tersebut melihat foto dan gambar yang diambil oleh Tim, mereka hanya mengenali sebuah bangunan yang dulu digunakan oleh umat Kaharingan dan Orang-orang Dayak Puan untuk menyimpan mayat dan melaksanakan persembahan, namun mereka menyatakan belum pernah melihat struktur bangunan yang lain.
Bangunan yang merupai candi tersebut diperkirakan merupakan komplek tempat peribadatan Umat Kaharingan dan Dayak Puan yang sudah sangat jarang sekali ditemukan, karena dilihat dari bentuk batuan dan bekas tempat penyimpanan mayat manusia yang digunakan sebagai persembahan mereka.
Dari hasil Penemuan batuan candi oleh Tim Penjelajah tersebut dapat disimpulkan bahwa jaman dulu di daerah Kalimantan Tengah pada khususnya merupakan daerah yang memiliki kebudayaan yang beragam, serta masih memegang agama kepercayaan yang saat ini sudah punah, namun saat ini hanya menjadi pengetahuan sebagian kecil penduduk Indonesia, bahkan tidak semua penduduk Ds.Laas mengetahui kebudayaan dan kepercayaan yang ada di daerahnya tersebut, karena hal tersebut belum pernah digali dan diteliti lebih dalam mengenai nilai sejarahnya, serta tidak pernah disebarluaskan kepada masyarakat luas karena tidak adanya bukti seperti bangunan candi tersebut. Ini merupakan aset budaya Indonesia dibidang kebudayaan.(Kapenrem 102 Mayor Caj I Gusti Ngurah Sidemen. S.IP/Dispenad)
Default Banana Split Shake, Nikmat dan Tetap Sehat
Jakarta - Minuman dengan rasa cokelat pekat ini bisa dinikmati kapan saja. Nutrisi lengkap dari pisang, susu dan yoghurt bakal jadi bekal energi yang cukup. Bisa dinikmati sebagai selingan atau di malam hari saat perut terasa lapar.
Bahan:
1 buah pisang, kupas
200 ml susu segar
1 sdm cokelat bubuk
3 buah manisan ceri
200 ml yoghurt tawar
4 sdm madu
Taburan:
1 sdt cokelat bubuk
2 buah manisan ceri
Cara membuat:
- Masukkan semua bahan dalam mangkuk blender.
- Proses hingga lembut.
- Tuang ke dalam gelas-gelas saji.
- Beri bahan Taburan.
- Sajikan segera.
Untuk 2 gelas
Kalori : 541,3 kkal - 270,65 kkal/porsi
Protein : 176,38 gr - 88,19 gr/porsi
Karbohidrat: 115,83 gr - 57,91 gr/porsi
Lemak : 11,1 gr - 5,55 gr/porsi
Serat : 14,01 gr - 7 gr/porsi (food.detik.com)
Manfaat buah pisang sendiri juga bisa meredakan stres. Seperti yang dikutip dari Foxnews, Kamis (17/3/2011), bahwa pisang bisa meredakan stres karena mengandung dua senyawa yang bisa menenangkan pikiran, yakni dopamin dan serotonin. Kedua senyawa itu bisa mengendalikan mood atau suasana hati yang secara alami juga diproduksi di otak.
Hemmm, tentunya minuman ini tidak hanya nikmat tetapi juga sehat. Semoga bermanfaat.
Sukhoi Gunakan Pemancar Sinyal Jenis Lama
Liputan6.com, Bogor: Tim SAR berhasil menemukan sejumlah peralatan komunikasi pesawat Sukhoi Superjet 100 di sebuah lembah sekitar 500 meter di bawah lokasi jatuhnya pesawat, di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat. Alat tersebut di antaranya Global Positioning System (GPS), alat komunikasi darurat, dan alat pemancar sinyal darurat atau Emergency Locater Transmitter (ELT).
15/05/2012 12:07
Alat pemancar sinyal darurat merupakan alat yang otomatis memancarkan sinyal radio dan sinyal satelit darurat saat pesawat mengalami benturan atau terkena air. Alat ini biasanya diwarnai terang dan berbentuk kotak persegi panjang.
Sukhoi Superjet 100 diketahui menggunakan alat pemancar sinyal darurat yang mempunyai frekuensi dan sistem lama yang berbeda dengan alat yang dimiliki Indonesia. Hal ini yang membuat radar tidak menangkap lokasi pesawat sesaat setelah jatuh. Alat ini juga tidak cocok dengan frekuensi alat penentu sinyal milik Indonesia.
Alat milik pesawat penumpang Rrusia ini masih menggunakan frekuensi analog 105 megahertz analog. Sedangkan Indonesia dan sebagian besar negara di dunia sejak 1 Februari 2009 telah menggunakan frekuensi 406 megahertz digital. "Sinyal dari dia (Rusia) beda. Dia pakai sinyal yang lama. Sementara di sini berbeda, baru," kata pengamat penerbangan, Dudi Sudibyo, Selasa (15/5).
Pernyataan surat kabar lokal yang dikutip kantor berita AFP, joyflight Sukhoi Superjet 100 di Indonesia menggunakan pesawat pengganti. Alasan penggantian ini hingga kini tidak diungkapkan. Meski begitu, pihak Sukhoi menjamin pesawat tersebut dalam kondisi laik terbang.
Hingga kini tim SAR masih terus melanjutkan pencarian berbagai peralatan lain yang sangat diperlukan untuk mengungkap penyebab pasti kecelakaan pesawat yang mengangkut 45 penumpang itu. Selanjutnya, alat itu akan diserahkan kepada KNKT untuk membantu penyelidikan penyebab kecelakaan Sukhoi Superjet 100 pada saat melakukan joyflight.(APY/ADO)
Senin, 14 Mei 2012
Diam-diam, Kodak Punya Reaktor Nuklir Tersembunyi 30 Tahun
Jakarta -
Kodak diam-diam punya fasilitas nuklir tersembunyi yang tidak diketahui
oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) selama lebih dari 30 tahun.
Kandungan uraniumnya cocok untuk diolah menjadi senjata nuklir.
Reaktor nuklir tersebut berisi 1,5 kg uranium berkalori tinggi yang bisa digunakan untuk persenjataan, dipakai dalam Californium Flux Multiplier (CFX) yang didapat pada 1974. Tapi kepemilikan uranium ini baru dilaporkan pada 2006 silam, setelah penggunaannya dihentikan.
Kodak, yang sudah melaporkan perlindungan kebangkrutan di bulan Januari lalu, mengklaim sudah mengantongi izin untuk reaktor nuklir itu dan sepenuhnya aman untuk dioperasikan.
"Uranium di CFX itu memang berkalori tinggi ... tapi tidak semudah itu juga untuk diubah jadi senjata nuklir," kata juru bicara Kodak Christopher Veronda kepada Fairfax Media, dikutip Sidney Morning Herald, Selasa (15/5/2011).
"Alat ini tidak mengakibatkan risiko radiasi kepada khalayak maupun karyawan," kata Veronda.
Reaktor tersebut memang tidak digunakan sebagai pembangkit aktif sehingga tidak ada risiko bocornya radiasi, tapi tetap saja kandungannya sangat berbahaya jika sampai jatuh ke tangan teroris.
"Alat semacan ini sangat langka," kata Miles Pomper, peneliti senior di pusat studi Nonproliferation di Washington, D.C.
Berdasarkan laporan Kodak, hanya ada dua alat tersebut yang pernah diproduksi dan beredar di dunia ini, dan satu-satunya yang dipakai untuk industri komersil.
Secara terpisah, juru bicara Komisi Regulator Nuklir AS, Neil Sheehan, mengatakan perusahaan swasta yang memegang alat seperti ini tidaklah lazim.
Reaktor tersebut ditempatkan di dalam bunker dengan tembok sebetal 60cm dalam sebuah fasilitas riset di Rochester, New York, tanpa sepengetahuan publik, sampai sekarang.
Namun, perusahaan yang hampir bangkrut itu bersikeras alat unik tersebut tidak pernah menjadi rahasia, hanya belum dipublikasi saja. Eksistensi reaktor itu (bukan lokasinya) sering disinggung dalam bahan riset dan dokumen publik.
"Banyak orang mengira reaktor kami itu sangat besar, bisa memberikan daya listrik ke banyak orang. Padahal, alat kami ini hanya cukup untuk menyalakan lampu 4 watt. Sebuah pembangkit normalnya bisa memberi daya 85 juta kali lebih banyak," imbuh Veronda.
Reaktor tersebut ukurannya tidak besar, hanya sebesar kulkas dua pintu, dan digunakan untuk melipatgandakan neutron dan metode analitik lain. Kodak mengaku menggunakan reaktor ini untuk melakukan tes kemurnian bahan-bahan kimia, juga untuk tes neutron radiography.
Jika reaktor tersebut memang aman, pertanyaannya adalah, kenapa harus dihentikan? Kodak mengklaim keputusan untuk menghentikan reaktor itu sudah muncul sejak 2003, saat perusahaan ingin mencari cara alternatif yang lebih hemat dan murah untuk melakukan analisis.
Sumber: Detik.com
Sejarah Singkat Tarung Derajat
Seni Ilmu Olah Raga Bela Diri TARUNG DERAJAT dideklarasikan
kelahirannya dibumi persada Indonesia tercinta, di Bandung 18 Juli 1972 oleh
peciptanya seorang putra bangsa yaitu Guru Haji Achmad Dradjat yang memiliki
nama julukan dengan panggilan Aa Boxer. Nama panggilan Aa Boxer diterapkan dan
melekat pada diri Achmad Dradjat, setelah dirinya mampu dan berhasil
menggunakan dan menerapkannya Seni Pembelaan Diri karya ciptanya didalam
berbagai bentuk perkelahian, dimana butuh dan harus BERKELAHI atau BERTARUNG
dalam rangka BERJUANG untuk mempertahankan kelangsungan hidup, menegakan
kehormatan dan membela kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari selaras dengan
kodrat hidupnyanya.
Jadi sebenarnya keberadaan Tarung Derajat itu adalah identik dengan perjalanan & perjuangan G.H.Achmad Dradjat yang juga dikenal dengan julukan Aa Boxer dan kini bergelar “SANG GURU TARUNG DERAJAT”.
Perjalanan & Perjuangan hidup Achmad Dradjat dimulai sejak kelahirannya diatas muka bumi ini, Sang Guru Tarung Derajat dilahirkan di Garut 18 Juli 1951 dari pasangan Bapak dan Ibu H.Adang Latif dan Hj.Mintarsih dalam suasana sedang terjadi pertempuran melawan Gerombolan pemberontak yang dikenal dengan sebutan kelompok Darul Islam (D.I), dalam penyerangan tersebut kedua orang tua Achmad Dradjat sebagai Aktivis Pejuang Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang setelah pasca Keemerdekaan menjadi anggota Polisi Istimewa, menjadi salah satu sasaran operasi dari penyerangan Gerombolan tersebut. Berkat kebesaran dan kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa dapat selamat dari peristiwa itu dan saat itulah Sang Guru lahir dalam keadaan sehat, ditengah kejaran para pemberontak. Peristiwa tersebut telah mengilhami kedua oranng tua Sang Guru memberikan nama DARAJAT (DRADJAT / DERAJAT), yang berarti Berkat yaitu suatu Rahmat karunia Tuhan Yang Maha Esa yang membawa atau mendatangkan kebaikan pada kehidupan manusia, seperti keselamatan dan kesehatan hidup atau kesejahteraan hidup atau juga sebagai harkat dan martabat hidup manusia. Sejalan dan seiring dengan nilai-nilai riwayat Perjalanan & Perjuangan hidup yang dilakukan Sang Guru Achmad Dradjat alias Aa Boxer dalam menciptakan dan melahirkan Ilmu Bela Diri secara Alami, Mandiri, dan Tersendiri serta kejadian-kejadian hidup yang terjadi selalu dinikmati dengan totalitas berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan tindakan-tindakan yang Realistis dan Rasional, dari hasil perjuangan hidup PRIBADI seperti itu, mencuat sebuah nama untuk diterapkan pada Seni Ilmu Olah Raga Bela Diri Karya Ciptanya, yaitu : “TARUNG DERAJAT.” (Tarung, Bertarung adalah Berjuang dan Derajat adalah Harkat martabat kemanusiaan)
Pada usia balita Achmad Dradjat pindah ke Bandung mengikuti perjalanan dinas kedua orang tuanya, tinggal di kawasan Tegallega suatu daerah yang keras dan berpenduduk sangat heteorogin dengan segala perilaku hidupnya yang dinamis. Situasi dan kondisi seperti itu sangat ditunjang dengan keberadaan sebuah lapangan sangat luas yang beraktivitas hampir 24 jam , berbagai macam bentuk kegiatan hidup terjadi dilapangan tersebut, seperti: berbagai kegiatan olah raga, perkealahian masal antar kelompok pemuda remaja, pemerasan, perampokan perjudian, pelacuran, dlsb yang berbau kriminalitas dan kemaksiatan serta dalam waktu-waktu tertentu bisa dan biasa juga dipakai untuk kegiatan kemasyarakatan lainnya oleh seluruh kalangan masyarakat Bandung khususnya dan apabila sesuatu tindak kekerasan terjadi, tidak jarang masyarakat setempat yang berperilaku hidup baik-baik kerap menjadi korban tindak kekerasan, kejadian tindak kekerasan tersebut tidak terkecuali sering juga dialami oleh sosok remaja Achmad Dradjat.
Bagi Achmad Dradjat yang sejak masa anak-anak mempunyai postur tubuh lebih kecil dibanding dengan sesama anak lainnya dan sangat menggemari olah raga keras, seperti sepak bola dan beladiri, selain itu dirinya yang berkarakter berani dan ulet, menjadikan hidup dan dibesarkan dilingkungan seperti itu memiliki arti dan tantangan yang tersendiri.
Berbekal didikan Akhlak Budi pekerti dan Ajaran Agama yang diterapkan kedua orang tua dan tertanam serta terpelihara secara ketat dan berdisiplin sejak masa kecil. Aa, demikian dipanggil dalam lingkungan keluarganya (Aa adalah suatu panggilan dalam bahasa daerah sunda bagi anak laki yang tertua atau yang dituakan) mulai memasuki lingkungan yang keras, bermacam cara datang dan terjadi perekelahian antar kelompok maupun perorangan, pemerasan serta berbagai bentuk tindak kekerasan lain.
Dalam lingkungan demikian sifat pemberani dan keinginan menolong teman yang dimilikinya, seringkali membuat Aa mengalami berbagai tindak kekerasan, perklelahian demi perkelahian harus ia lalui walau lebih sering kalah dari pada menangnya, dengan segala keuletan yang didasari oleh hasil didikan Akhlak dan ajaran Agama yang terus melekat, dirinya mampu meng hadapi dan mengatasi berbagai rintangan hidup setahap demi setahap secara pasti, hingga pada usia 13 tahun tindak kekerasan dan penganiayaan yang dilakukan oleh sekelompok pemuda remaja dan manusia lain yang tidak bermoral dan tidak bertanggung jawab nyaris merenggut jiwanya.
Bagaimana tidak, peristiwa pengeroyokan dan penganiayaan yang dialaminya itu terjadi ditengah keramaian orang-orang yang hanya bisa menjadi penonton dan sebagian lainya hanya mampu menjadi penganiaya, dalam keadaan seperti itu Achmad Dradjat dituntut harus mampu bertahan hidup dalam kesendirian, bukan mempertahankan diri sampai lupa diri. Sesungguhnya dari kenyataan peristiwa tersebut sangat disadri hanya kerena Kebesaran dan Kekuasaan Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang menghendaki nasib lain sehingga Aa dapat terselamatkan dari nasib yang lebih buruk lagi.
Kejadian serupa terjadi dialami Achmad Dradjat pada saat belajar latihan beladiri secara resmi sebagai anggota suatu perkumpulan beladiri, dalam peristiwa tersebut dirinya dipaksa untuk berkelahi menggunakan teknik yang berlaku di beladiri itu sendiri melawan anggota senior yang bertubuh jauh lebih besar, dengan demikian Achmad Dradjat yang baru belajar dasar-dasar teknik perkelahian tidak mampu berbuat banyak selain bertahan diri, disaksikan anggota senior lain, pelatih dan guru besarnya yang ada diruang latihan lainnya. Achmad Dradjat dengan teknik yang terbatas tadi seluruh badannya penuh dengan luka memar, namun demikian tidak ada fikiran dan rasa dari penyaksi termasuk guru besarnya untuk bertindak, menghentikan dan menyelamatkan perkelahian. Dalam kesendirian sosok remaja Achmad Dradjat kembali harus berjuang diri mempertahankan keselamatan dan kesehatan hidupnya.
Dari perkelahian ke perkelahian itulah Achmad Dradjat secara alami dirinya tertempa dan terlatih untuk menjawab tantangan hidup yang keras dan dari kerasnya kehidupan yang dialami sifat fisik dan sikap mentalnya terbina dan terbiasa untuk menerima kenyataan hidup secara realistis dan rasional. Kemampuan itu dimiliki karena pada dasarnya, setiap mahluk hidup telah dibekali kemampuan gerak reflek untuk bertahan hidup. Fikiran , rasa dan keyakinan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masanya dan terbayangi sepanjang usia, baik kejadian itu berupa musibah maupun anugerah, pengalaman tersebut pada dasarnya adalah bagian dari proses pembelajaran dan pelatihan otot, 0tak serta nurani untuk menentukan arah hidup yang lebih baik menuju pada kehidupan yang benar selaras dengan kodratnya.
Berbagai macam kejadian dan pengalaman hidup yang terjadi dalam lingkup pembelaan diri yang berasal dan mengandalkan dari gerak reflek dan dorongan naluri ,insting atau garizah yang terus terjadi secara berulang tersebut, mengasah otot, otak serta nuraninya untuk terbiasa menghadapi berbagai ancaman dan terlatih untuk menjawab tantangan hidup, yang berupa menjaga keselamatan dan kesehatan diri, menegakkan dan mempertahankan kehormatan serta membela kemanusiaan.
Bersamaan dengan itulah proses penciptaan gerak dan jurus dibentuk dan diuji dari perkelahian. Proses ini disempurnakan melalui suatu penempaan diri, baik secara fisik maupun mental dengan cara yang tersendiri dan mandiri. Gerakan tubuh yang kemudian menjadi jurus ini, seluruhnya didasari gerak reflek yang alamiah.
Dari penempaan praktis ini gerakan tubuh yang tercipta manjadi sangat efektif bagi suatu pembelaan diri. Gerakan dan jurus serta metode latihan didasari kemampuan alamiah. Semua ini sebenarnya dimiliki semua manusia sebagai fitrah dan bisa dikembangkan secara mandiri, inilah yang mendasari lahirnya sebuah prinsip hidup Tarung Derajat “Jadikanlah Dirimu oleh Diri Sendiri.”
Hingga menginjak usia pemuda remaja, Achmad Dradjat telah menunjukan kemampuaan dan keunggulan dalam menghadapi berbagai tindak kekerasan dan perkelahian. Achmad Dradjat juga menularkan kemampuan beladirinya pada rekan-rekan dekat dan masyarakat lain yang membutuhkannya, yang sebagian besar memintanya untuk menjadi “Guru.” Akhirnya, pada tanggal 18 juli 1972 diikrarkan pendirian Perguruan Tarung Derajat yang menjadi tanda utama resminya kelahiran Ilmu Olah Raga Seni Ilmu Pembelaan Diri karya cipta Achmad Dradjat.
Gelar “SANG GURU” menjadi sebuah panggilan kehormatan dan penghargaan sekaligus sebagai Saripati Jati Dirinya dari apa yang diperjuangkannya dalam menciptakan ILmu Olah Raga Seni Pembelaan Diri TARUNG DERAJAT bagi murid-murid dan Perguruan Pusat Tarung Derajat.
Sumber : www.tarungderajat-aaboxer.com
Jadi sebenarnya keberadaan Tarung Derajat itu adalah identik dengan perjalanan & perjuangan G.H.Achmad Dradjat yang juga dikenal dengan julukan Aa Boxer dan kini bergelar “SANG GURU TARUNG DERAJAT”.
Perjalanan & Perjuangan hidup Achmad Dradjat dimulai sejak kelahirannya diatas muka bumi ini, Sang Guru Tarung Derajat dilahirkan di Garut 18 Juli 1951 dari pasangan Bapak dan Ibu H.Adang Latif dan Hj.Mintarsih dalam suasana sedang terjadi pertempuran melawan Gerombolan pemberontak yang dikenal dengan sebutan kelompok Darul Islam (D.I), dalam penyerangan tersebut kedua orang tua Achmad Dradjat sebagai Aktivis Pejuang Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang setelah pasca Keemerdekaan menjadi anggota Polisi Istimewa, menjadi salah satu sasaran operasi dari penyerangan Gerombolan tersebut. Berkat kebesaran dan kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa dapat selamat dari peristiwa itu dan saat itulah Sang Guru lahir dalam keadaan sehat, ditengah kejaran para pemberontak. Peristiwa tersebut telah mengilhami kedua oranng tua Sang Guru memberikan nama DARAJAT (DRADJAT / DERAJAT), yang berarti Berkat yaitu suatu Rahmat karunia Tuhan Yang Maha Esa yang membawa atau mendatangkan kebaikan pada kehidupan manusia, seperti keselamatan dan kesehatan hidup atau kesejahteraan hidup atau juga sebagai harkat dan martabat hidup manusia. Sejalan dan seiring dengan nilai-nilai riwayat Perjalanan & Perjuangan hidup yang dilakukan Sang Guru Achmad Dradjat alias Aa Boxer dalam menciptakan dan melahirkan Ilmu Bela Diri secara Alami, Mandiri, dan Tersendiri serta kejadian-kejadian hidup yang terjadi selalu dinikmati dengan totalitas berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan tindakan-tindakan yang Realistis dan Rasional, dari hasil perjuangan hidup PRIBADI seperti itu, mencuat sebuah nama untuk diterapkan pada Seni Ilmu Olah Raga Bela Diri Karya Ciptanya, yaitu : “TARUNG DERAJAT.” (Tarung, Bertarung adalah Berjuang dan Derajat adalah Harkat martabat kemanusiaan)
Pada usia balita Achmad Dradjat pindah ke Bandung mengikuti perjalanan dinas kedua orang tuanya, tinggal di kawasan Tegallega suatu daerah yang keras dan berpenduduk sangat heteorogin dengan segala perilaku hidupnya yang dinamis. Situasi dan kondisi seperti itu sangat ditunjang dengan keberadaan sebuah lapangan sangat luas yang beraktivitas hampir 24 jam , berbagai macam bentuk kegiatan hidup terjadi dilapangan tersebut, seperti: berbagai kegiatan olah raga, perkealahian masal antar kelompok pemuda remaja, pemerasan, perampokan perjudian, pelacuran, dlsb yang berbau kriminalitas dan kemaksiatan serta dalam waktu-waktu tertentu bisa dan biasa juga dipakai untuk kegiatan kemasyarakatan lainnya oleh seluruh kalangan masyarakat Bandung khususnya dan apabila sesuatu tindak kekerasan terjadi, tidak jarang masyarakat setempat yang berperilaku hidup baik-baik kerap menjadi korban tindak kekerasan, kejadian tindak kekerasan tersebut tidak terkecuali sering juga dialami oleh sosok remaja Achmad Dradjat.
Bagi Achmad Dradjat yang sejak masa anak-anak mempunyai postur tubuh lebih kecil dibanding dengan sesama anak lainnya dan sangat menggemari olah raga keras, seperti sepak bola dan beladiri, selain itu dirinya yang berkarakter berani dan ulet, menjadikan hidup dan dibesarkan dilingkungan seperti itu memiliki arti dan tantangan yang tersendiri.
Berbekal didikan Akhlak Budi pekerti dan Ajaran Agama yang diterapkan kedua orang tua dan tertanam serta terpelihara secara ketat dan berdisiplin sejak masa kecil. Aa, demikian dipanggil dalam lingkungan keluarganya (Aa adalah suatu panggilan dalam bahasa daerah sunda bagi anak laki yang tertua atau yang dituakan) mulai memasuki lingkungan yang keras, bermacam cara datang dan terjadi perekelahian antar kelompok maupun perorangan, pemerasan serta berbagai bentuk tindak kekerasan lain.
Dalam lingkungan demikian sifat pemberani dan keinginan menolong teman yang dimilikinya, seringkali membuat Aa mengalami berbagai tindak kekerasan, perklelahian demi perkelahian harus ia lalui walau lebih sering kalah dari pada menangnya, dengan segala keuletan yang didasari oleh hasil didikan Akhlak dan ajaran Agama yang terus melekat, dirinya mampu meng hadapi dan mengatasi berbagai rintangan hidup setahap demi setahap secara pasti, hingga pada usia 13 tahun tindak kekerasan dan penganiayaan yang dilakukan oleh sekelompok pemuda remaja dan manusia lain yang tidak bermoral dan tidak bertanggung jawab nyaris merenggut jiwanya.
Bagaimana tidak, peristiwa pengeroyokan dan penganiayaan yang dialaminya itu terjadi ditengah keramaian orang-orang yang hanya bisa menjadi penonton dan sebagian lainya hanya mampu menjadi penganiaya, dalam keadaan seperti itu Achmad Dradjat dituntut harus mampu bertahan hidup dalam kesendirian, bukan mempertahankan diri sampai lupa diri. Sesungguhnya dari kenyataan peristiwa tersebut sangat disadri hanya kerena Kebesaran dan Kekuasaan Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang menghendaki nasib lain sehingga Aa dapat terselamatkan dari nasib yang lebih buruk lagi.
Kejadian serupa terjadi dialami Achmad Dradjat pada saat belajar latihan beladiri secara resmi sebagai anggota suatu perkumpulan beladiri, dalam peristiwa tersebut dirinya dipaksa untuk berkelahi menggunakan teknik yang berlaku di beladiri itu sendiri melawan anggota senior yang bertubuh jauh lebih besar, dengan demikian Achmad Dradjat yang baru belajar dasar-dasar teknik perkelahian tidak mampu berbuat banyak selain bertahan diri, disaksikan anggota senior lain, pelatih dan guru besarnya yang ada diruang latihan lainnya. Achmad Dradjat dengan teknik yang terbatas tadi seluruh badannya penuh dengan luka memar, namun demikian tidak ada fikiran dan rasa dari penyaksi termasuk guru besarnya untuk bertindak, menghentikan dan menyelamatkan perkelahian. Dalam kesendirian sosok remaja Achmad Dradjat kembali harus berjuang diri mempertahankan keselamatan dan kesehatan hidupnya.
Dari perkelahian ke perkelahian itulah Achmad Dradjat secara alami dirinya tertempa dan terlatih untuk menjawab tantangan hidup yang keras dan dari kerasnya kehidupan yang dialami sifat fisik dan sikap mentalnya terbina dan terbiasa untuk menerima kenyataan hidup secara realistis dan rasional. Kemampuan itu dimiliki karena pada dasarnya, setiap mahluk hidup telah dibekali kemampuan gerak reflek untuk bertahan hidup. Fikiran , rasa dan keyakinan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masanya dan terbayangi sepanjang usia, baik kejadian itu berupa musibah maupun anugerah, pengalaman tersebut pada dasarnya adalah bagian dari proses pembelajaran dan pelatihan otot, 0tak serta nurani untuk menentukan arah hidup yang lebih baik menuju pada kehidupan yang benar selaras dengan kodratnya.
Berbagai macam kejadian dan pengalaman hidup yang terjadi dalam lingkup pembelaan diri yang berasal dan mengandalkan dari gerak reflek dan dorongan naluri ,insting atau garizah yang terus terjadi secara berulang tersebut, mengasah otot, otak serta nuraninya untuk terbiasa menghadapi berbagai ancaman dan terlatih untuk menjawab tantangan hidup, yang berupa menjaga keselamatan dan kesehatan diri, menegakkan dan mempertahankan kehormatan serta membela kemanusiaan.
Bersamaan dengan itulah proses penciptaan gerak dan jurus dibentuk dan diuji dari perkelahian. Proses ini disempurnakan melalui suatu penempaan diri, baik secara fisik maupun mental dengan cara yang tersendiri dan mandiri. Gerakan tubuh yang kemudian menjadi jurus ini, seluruhnya didasari gerak reflek yang alamiah.
Dari penempaan praktis ini gerakan tubuh yang tercipta manjadi sangat efektif bagi suatu pembelaan diri. Gerakan dan jurus serta metode latihan didasari kemampuan alamiah. Semua ini sebenarnya dimiliki semua manusia sebagai fitrah dan bisa dikembangkan secara mandiri, inilah yang mendasari lahirnya sebuah prinsip hidup Tarung Derajat “Jadikanlah Dirimu oleh Diri Sendiri.”
Hingga menginjak usia pemuda remaja, Achmad Dradjat telah menunjukan kemampuaan dan keunggulan dalam menghadapi berbagai tindak kekerasan dan perkelahian. Achmad Dradjat juga menularkan kemampuan beladirinya pada rekan-rekan dekat dan masyarakat lain yang membutuhkannya, yang sebagian besar memintanya untuk menjadi “Guru.” Akhirnya, pada tanggal 18 juli 1972 diikrarkan pendirian Perguruan Tarung Derajat yang menjadi tanda utama resminya kelahiran Ilmu Olah Raga Seni Ilmu Pembelaan Diri karya cipta Achmad Dradjat.
Gelar “SANG GURU” menjadi sebuah panggilan kehormatan dan penghargaan sekaligus sebagai Saripati Jati Dirinya dari apa yang diperjuangkannya dalam menciptakan ILmu Olah Raga Seni Pembelaan Diri TARUNG DERAJAT bagi murid-murid dan Perguruan Pusat Tarung Derajat.
Sumber : www.tarungderajat-aaboxer.com
TIM PENJELAJAH SUB KORWIL 03/PUTUSSIBAU TERUS SISIR PATOK PERBATASAN
Oleh : Gara Hendrik
15-Mei-2012, 08:41:00WIB
Setelah dilakukan pergantian personel pada hari Senin, 30 April 2012, Tim Penjelajah yang berkekuatan 10 orang dipimpin Letda Mar Asril Efendi telah melakukan penjelajahan dan memasuki pekan ketiga dan keempat penjelajahan rute panjang.
Tim Jelajah yang dipimpin Letda Mar Asril Efendi ini telah memulai penjelajahannya dari patok S1034 pada koordinat 3974-6148 setelah dilakukan pergantian Tim dimana Tim Penjelajah sebelumnya dengan kekuatan 12 orang dipimpin Letda Inf M Zodiqul U.E. yang telah melaksanakan penjelajahan selama kurang lebih dua minggu dan selanjutnya kembali ke Poskotis.
Dalam penjelajahan lanjutan dari tanggal 1-9 Mei, Tim Penjelajah Sub Korwil 03/Psb telah melakukan pengecekan patok sesuai dengan koordinat yang ditentukan mulai dari patok S1034 sampai patok terakhir saat dilaksanakan pergantian. Tim Penjelajah ini diterjunkan ke lokasi dengan menggunakan helly NBO 105 Bolko yang selanjutnya pada saat kembali, helly mengangkut 12 orang anggota tim lama secara bergantian.
Dari hasil penjelajahan hampir seluruh patok sejumlah 331 buah yang dimulai dari patok S1034 pada koordinat 3974-6148 sampai dengan patok S700 pada koordinat 6659-7479 dapat ditemukan. Dalam pelaksanaan penjelajahan yang dilaksanakan dari tanggal 1 hingga 9 Mei, Tim Jelajah yang dipimpin oleh Letda Mar Asril Efendi telah menemukan 271 patok dan 1 patok tidak berhasil ditemukan.
Dari keseluruhan patok yang berhasil ditemukan, 16 patok ditemukan dalam kondisi rusak. Patok yang ditemukan rusan patah berkeping-keping meliputi patok: S971, S913, S907, S906, S905, S889/7, S889/6, S889/5, S889/4, S889/3, S889/2, S889/1, S869, S857, S159, S790 dan S715. Sedangkan 3 patok yang tidak berhasil ditemukan adalah patok S1021, S717 dan S716. Disamping adanya patok yang rusak atau tidak ditemukan juga ada patok yang nomor serinya tidak berurutan contohnya setelah patok S721 dan sebelum S719 terdapat patok dengan nomor seri S734 yang seharusnya patok S720.
Demikian juga antara patok S857 sampai S790 yang rusak, disana terdapat patok dengan nomor seri S159. Sedangka jarak yang ditempuh selama penjelajahan oleh Tim Jelajah pimpinan Letda Mar Asril E dari patok S1034 koordinat 3974-6148 sampai patok S700 koordinat 6659-7479 kurang lebih 33.8 km.
Dalam penjelajahan kali ini, disamping kecepatan, Tim Jelajah juga ditekankan untuk menemukan patok lebih maksimal. Dalam pelaksanaannya, untuk dapat menemukan patok maka diperlukan waktu minimal 5 menit untuk patok yang mudah dijangkau. Bagaimana dengan patok-patok yang telah tertimbun, terbawa longsor atau sulit dijangkau, secara otomatis akan butuh waktu lebih lama lagi untuk mencarinya atau menemukannya. Disisi lain Tim Jelajah telah dihadapkan dengan kondisi medan yang kritis dan bervariasi, sehingga sulit untuk mencapai semua harapan. Pada saat Tim Jelajah dapat menemukan patok lebih banyak daripada yang tidak ditemukan seperti yang dicapai oleh Tim Penjelajah yang dipimpin oleh Letda Mar Asril Efendi, maka waktu yang diperlukan untuk mencari patok akan lebih banyak dan akan mengurangi waktu jelajah yang telah ditargetkan.
Sebagian besar patok perbatasan yang dijelajah oleh Sub Korwil 03/Psb berada di hutan Taman Nasional Betung Kerihun yang medannya cukup sulit untuk dijelajah dan kondisinya bervariasi, banyak tebing, jurang, medan mendaki, menurun dengan kondisi alamnya yang sangat tertutup. Disamping kondisi medan Tim Jelajah juga dihadapkan dengan banyaknya binatang-binatang kecil yang sangat mengganggu dan membahayakan seperti pacet, nyamuk, agas dan lain-lain. Hampir setiap personel disepanjang perjalanan terus terkena pacet yang tak terasa menghisap darah dan saat malam banyak agas yang mengerumuni dengan gigitannya yang sangat gatal.
Pada umumnya patok-patok yang tidak ditemukan disebabkan oleh karena tertimbun tanah, humus yang sejak dibuatnya patok tersebut tidak pernah dijelajah, hal ini disebabkan karena keberadaan patok perbatasan berada di wilayah yang sulit dijangkau, bahkan jarang atau hampir tidak pernah dilakukan pengecekan, oleh sebab itu patok-patok tersebut tidak terurus, akhirnya lama kelamaan patok-patok tersebut tertimbun humus atau tanah, tertutup semak belukar, terbawa tanah yang longsor atau rusak tertimpa pohon dan kemungkinan-kemungkinan lain yang disebabkan baik oleh alam, manusia maupun faktor tehnik. (Mayor Sus Bahrudin Zuhri - Pasejarah Sub Korwil 3/Psb dan Kapten Arh Subur Harsono Papen Sub Korwil 3/Psb / Dispenad)
15-Mei-2012, 08:41:00WIB
Setelah dilakukan pergantian personel pada hari Senin, 30 April 2012, Tim Penjelajah yang berkekuatan 10 orang dipimpin Letda Mar Asril Efendi telah melakukan penjelajahan dan memasuki pekan ketiga dan keempat penjelajahan rute panjang.
Tim Jelajah yang dipimpin Letda Mar Asril Efendi ini telah memulai penjelajahannya dari patok S1034 pada koordinat 3974-6148 setelah dilakukan pergantian Tim dimana Tim Penjelajah sebelumnya dengan kekuatan 12 orang dipimpin Letda Inf M Zodiqul U.E. yang telah melaksanakan penjelajahan selama kurang lebih dua minggu dan selanjutnya kembali ke Poskotis.
Dalam penjelajahan lanjutan dari tanggal 1-9 Mei, Tim Penjelajah Sub Korwil 03/Psb telah melakukan pengecekan patok sesuai dengan koordinat yang ditentukan mulai dari patok S1034 sampai patok terakhir saat dilaksanakan pergantian. Tim Penjelajah ini diterjunkan ke lokasi dengan menggunakan helly NBO 105 Bolko yang selanjutnya pada saat kembali, helly mengangkut 12 orang anggota tim lama secara bergantian.
Dari hasil penjelajahan hampir seluruh patok sejumlah 331 buah yang dimulai dari patok S1034 pada koordinat 3974-6148 sampai dengan patok S700 pada koordinat 6659-7479 dapat ditemukan. Dalam pelaksanaan penjelajahan yang dilaksanakan dari tanggal 1 hingga 9 Mei, Tim Jelajah yang dipimpin oleh Letda Mar Asril Efendi telah menemukan 271 patok dan 1 patok tidak berhasil ditemukan.
Dari keseluruhan patok yang berhasil ditemukan, 16 patok ditemukan dalam kondisi rusak. Patok yang ditemukan rusan patah berkeping-keping meliputi patok: S971, S913, S907, S906, S905, S889/7, S889/6, S889/5, S889/4, S889/3, S889/2, S889/1, S869, S857, S159, S790 dan S715. Sedangkan 3 patok yang tidak berhasil ditemukan adalah patok S1021, S717 dan S716. Disamping adanya patok yang rusak atau tidak ditemukan juga ada patok yang nomor serinya tidak berurutan contohnya setelah patok S721 dan sebelum S719 terdapat patok dengan nomor seri S734 yang seharusnya patok S720.
Demikian juga antara patok S857 sampai S790 yang rusak, disana terdapat patok dengan nomor seri S159. Sedangka jarak yang ditempuh selama penjelajahan oleh Tim Jelajah pimpinan Letda Mar Asril E dari patok S1034 koordinat 3974-6148 sampai patok S700 koordinat 6659-7479 kurang lebih 33.8 km.
Dalam penjelajahan kali ini, disamping kecepatan, Tim Jelajah juga ditekankan untuk menemukan patok lebih maksimal. Dalam pelaksanaannya, untuk dapat menemukan patok maka diperlukan waktu minimal 5 menit untuk patok yang mudah dijangkau. Bagaimana dengan patok-patok yang telah tertimbun, terbawa longsor atau sulit dijangkau, secara otomatis akan butuh waktu lebih lama lagi untuk mencarinya atau menemukannya. Disisi lain Tim Jelajah telah dihadapkan dengan kondisi medan yang kritis dan bervariasi, sehingga sulit untuk mencapai semua harapan. Pada saat Tim Jelajah dapat menemukan patok lebih banyak daripada yang tidak ditemukan seperti yang dicapai oleh Tim Penjelajah yang dipimpin oleh Letda Mar Asril Efendi, maka waktu yang diperlukan untuk mencari patok akan lebih banyak dan akan mengurangi waktu jelajah yang telah ditargetkan.
Sebagian besar patok perbatasan yang dijelajah oleh Sub Korwil 03/Psb berada di hutan Taman Nasional Betung Kerihun yang medannya cukup sulit untuk dijelajah dan kondisinya bervariasi, banyak tebing, jurang, medan mendaki, menurun dengan kondisi alamnya yang sangat tertutup. Disamping kondisi medan Tim Jelajah juga dihadapkan dengan banyaknya binatang-binatang kecil yang sangat mengganggu dan membahayakan seperti pacet, nyamuk, agas dan lain-lain. Hampir setiap personel disepanjang perjalanan terus terkena pacet yang tak terasa menghisap darah dan saat malam banyak agas yang mengerumuni dengan gigitannya yang sangat gatal.
Pada umumnya patok-patok yang tidak ditemukan disebabkan oleh karena tertimbun tanah, humus yang sejak dibuatnya patok tersebut tidak pernah dijelajah, hal ini disebabkan karena keberadaan patok perbatasan berada di wilayah yang sulit dijangkau, bahkan jarang atau hampir tidak pernah dilakukan pengecekan, oleh sebab itu patok-patok tersebut tidak terurus, akhirnya lama kelamaan patok-patok tersebut tertimbun humus atau tanah, tertutup semak belukar, terbawa tanah yang longsor atau rusak tertimpa pohon dan kemungkinan-kemungkinan lain yang disebabkan baik oleh alam, manusia maupun faktor tehnik. (Mayor Sus Bahrudin Zuhri - Pasejarah Sub Korwil 3/Psb dan Kapten Arh Subur Harsono Papen Sub Korwil 3/Psb / Dispenad)
MELESTARIKAN NILAI-NILAI KEPAHLAWANAN
Oleh : Mayor Inf Ahmad Rifa’i, M.Si,
Kasi Pensat Pendam IV/Diponegoro
Bangsa kita setiap tanggal 10 Nopember selalu memperingati Hari Pahlawan, untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah bersedia mengorbankan harta dan nyawanya untuk memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Sebagai generasi penerus sepatutnya kita merenungkan, menghayati dan mewarisi sifat dan semangat para pahlwan.
Dari sisi etimologi kata pahlawan berasal dari kata ”pahala dan wan”, yang berarti orang yang berhak memperoleh jasa/upah. Ketika seseorang mendapat pahala karena jasanya, ia layak disebut sebagai pahlawan. Berjasa kepada siapa? Kepada pihak yang memberinya pahala. Dari pengertian ini, kepahlawanan bersifat sangat relatif, sangat tergantung dari pihak mana yang mengganggap dia sebagai pahlawan. Sehingga tidak terlalu mengherankan apabila kemudian muncul pemberian gelar kepahlawanan kepada seseorang secara latah.
Padahal, kata pahlawan sebenarnya mengandung pengertian yang cukup luhur. Secara bahasa kata Pahlawan berarti orang atau kelompok orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran(Kamus besar Bahasa Indonesia, 1988). Pengertian ini memuat tiga aspek kepahlawanan, yakni: Keberanian, Pengorbanan dan membela kebenaran. Orang yang berani dan dengan pengorbanan sekalipun untuk membela kebenaran. Membela kebenaran, memiliki makna yang sangat relatif dan situasional. Di era perjuangan kemerdekaan dari belenggu penjajahan, segala sikap dan tindakan menentang pemerintah kolonial dianggap sebagai bentuk kepahlawanan, siapapun yang melawan, memberontak terhadap kolonial akan disebut pahlawan. Muncullah sederet nama yang dulunya dianggap pemberontak oleh pemerintah Belanda, oleh pemerintah Republik Indonesia diberi gelar Pahlawan Nasional, seperti Pangeran Diponegoro, Sultan Hasanudin, Cut Nyak Dien, Patimura, Sultan Ageng Tirtayasa dll.
Aktifitas seorang Pahlawan juga sangat terkait dengan gerakan pembebasan. Pembebasan dari kejumudan, keterbelakangan, kebatilan, peradaban rendah, intervensi bangsa yang satu terhadap bangsa lainnya, pelanggaran terhadap hak asasi Manusia dan lain-lain. Lihatlah para Nabi dan Rasul kita telah memberikan teladan dalam melakukan tindakan kepahlawanan, yaitu berjuang melakukan pembebasan dari segala bentuk praktek kedzaliman dan kejahiliyahan. Nabi Ibrahim AS berjuang membebaskan masyarakat dari belenggu tuhan-tuhan palsu. Nabi Musa AS berjuang membebaskan bangsa Yahudi dari kediktatoran Fir’aun. Demikian pula Nabi Muhammad SAW, berjuang membebaskan masyarakat dari jahiliah, perbudakan menuju masyarakat yang berperadaban.
Dalam konteks ini, perjuangan anak bangsa untuk membebaskan negeri ini dari belenggu penjajahan sangatlah layak jika diapresiasi sebagai Pahlawan, karena melakukan pembebasan bangsanya atas tindakan bangsa lain. Pada era masa kini peluang untuk menjadi Pahlawan masih terbuka, bahkan jauh lebih luas. Namun tentu saja, bentuk perjuangannya sangat berbeda. Jika di era pasca perang Dunia II kepahlawanan diwujudkan lewat perjuangan fisik melawan penjajah, maka di era kini kepahlawanan bisa dilakukan dengan membangun tatanan masyarakat yang lebih beradab, setara dalam segala hal, hidup damai dalam pergaulan, baik antar pribadi, kelompok maupun antar bangsa.
Disadari atau tidak bentuk penjajahan yang terjadi sekarang jauh lebih komplek dan rumit. Contoh dari sisi ekonomi, bangsa kita telah terjebak oleh ekonomi kapitalis sehingga hanya sebagian masyarakat yang ikut merasakan kesejahteraan, sementara kemiskinan semakin meluas dan bertambah parah. Dari sisi Pendidikan, biaya pendidikan semakin mahal, sehingga kesempatan untuk melanjutkan pendidikan sampai ke tingkat perguruan tinggi hanya bisa dinikmati oleh orang yang mempunyai kemampuan finansial yang tinggi pula. Dari sisi Sosial Budaya, terutama di kalangan generasi muda pelajar dan Mahasiswa. Generasi muda adalah tulang punggung bangsa, yang diharapkan di masa depan mampu meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini agar lebih baik.
Dalam mempersiapkan generasi muda juga sangat tergantung kepada kesiapan masyarakat yakni dengan keberadaan budayanya. Termasuk pentingnya memberikan filter tentang perilaku-perilaku negative seperti : minuman keras, mengkonsumsi Narkoba, sex bebas, dan lain-lain. Pada saat ini, kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang menghawatirkan. Kita sering menemukan para remaja saling berangkulan mesra di tempat umum tanpa rasa malu. Mereka pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka, adalah gengsi atau harga diri. Akibatnya, di kalangan remaja terjadi persaingan untuk mendapatkan pacar. Televisi, tabloid dan majalah seakan jadi ajang pamer aurat dan lebih banyak menyuguhkan tayangan yang benilai negatif. Dari sisi kemanusiaan, konflik bernuansa SARA masih terjadi diberbagai tempat dan merupakan bahaya laten kapan saja bisa meledak. Apalagi, jika tidak dikelola dengan baik atau sengaja dijadikan komoditas politik. Tanpa kedewasaan dalam berdemokrasi, apa saja bisa terjadi, termasuk mengekploitasi sentimen SARA untuk kepentingan kelompoknya, dan masih banyak bentuk lainnya.
Berbagai permasalahan diatas membutuhkan para pejuang dalam bentuk baru untuk mengatasinya, atau pahlawan-pahlawan yang tidak lagi mengangkat senjata, tidak harus berhadapan secara fisik, tidak semata-mata tampak dan kasatmata. Mereka adalah orang-orang yang memiliki niat yang tulus dan ikhlas serta tanpa pamrih untuk berjuang demi kepentingan kemanusiaan, masyarakat, bangsa dan Negara. Siapa saja bisa menjadi pahlawan sejati sesuai dengan peran dan profesi masing-masing. Mari kita semua bertekad untuk melestarikan nilai-nilai kepahlawanan sehingga spirit peringatan Hari Pahlawan benar-benar memiliki arti dan tertanam dalam sanubari kita untuk berbuat dan bertindak yang terbaik sebagaimana yang telah dicontohkan oleh para Pahlawan. (Ahmad Rifa’i, M.Si, Kasi Pensat Pendam IV/Diponegoro)
Kasi Pensat Pendam IV/Diponegoro
Bangsa kita setiap tanggal 10 Nopember selalu memperingati Hari Pahlawan, untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah bersedia mengorbankan harta dan nyawanya untuk memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Sebagai generasi penerus sepatutnya kita merenungkan, menghayati dan mewarisi sifat dan semangat para pahlwan.
Dari sisi etimologi kata pahlawan berasal dari kata ”pahala dan wan”, yang berarti orang yang berhak memperoleh jasa/upah. Ketika seseorang mendapat pahala karena jasanya, ia layak disebut sebagai pahlawan. Berjasa kepada siapa? Kepada pihak yang memberinya pahala. Dari pengertian ini, kepahlawanan bersifat sangat relatif, sangat tergantung dari pihak mana yang mengganggap dia sebagai pahlawan. Sehingga tidak terlalu mengherankan apabila kemudian muncul pemberian gelar kepahlawanan kepada seseorang secara latah.
Padahal, kata pahlawan sebenarnya mengandung pengertian yang cukup luhur. Secara bahasa kata Pahlawan berarti orang atau kelompok orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran(Kamus besar Bahasa Indonesia, 1988). Pengertian ini memuat tiga aspek kepahlawanan, yakni: Keberanian, Pengorbanan dan membela kebenaran. Orang yang berani dan dengan pengorbanan sekalipun untuk membela kebenaran. Membela kebenaran, memiliki makna yang sangat relatif dan situasional. Di era perjuangan kemerdekaan dari belenggu penjajahan, segala sikap dan tindakan menentang pemerintah kolonial dianggap sebagai bentuk kepahlawanan, siapapun yang melawan, memberontak terhadap kolonial akan disebut pahlawan. Muncullah sederet nama yang dulunya dianggap pemberontak oleh pemerintah Belanda, oleh pemerintah Republik Indonesia diberi gelar Pahlawan Nasional, seperti Pangeran Diponegoro, Sultan Hasanudin, Cut Nyak Dien, Patimura, Sultan Ageng Tirtayasa dll.
Aktifitas seorang Pahlawan juga sangat terkait dengan gerakan pembebasan. Pembebasan dari kejumudan, keterbelakangan, kebatilan, peradaban rendah, intervensi bangsa yang satu terhadap bangsa lainnya, pelanggaran terhadap hak asasi Manusia dan lain-lain. Lihatlah para Nabi dan Rasul kita telah memberikan teladan dalam melakukan tindakan kepahlawanan, yaitu berjuang melakukan pembebasan dari segala bentuk praktek kedzaliman dan kejahiliyahan. Nabi Ibrahim AS berjuang membebaskan masyarakat dari belenggu tuhan-tuhan palsu. Nabi Musa AS berjuang membebaskan bangsa Yahudi dari kediktatoran Fir’aun. Demikian pula Nabi Muhammad SAW, berjuang membebaskan masyarakat dari jahiliah, perbudakan menuju masyarakat yang berperadaban.
Dalam konteks ini, perjuangan anak bangsa untuk membebaskan negeri ini dari belenggu penjajahan sangatlah layak jika diapresiasi sebagai Pahlawan, karena melakukan pembebasan bangsanya atas tindakan bangsa lain. Pada era masa kini peluang untuk menjadi Pahlawan masih terbuka, bahkan jauh lebih luas. Namun tentu saja, bentuk perjuangannya sangat berbeda. Jika di era pasca perang Dunia II kepahlawanan diwujudkan lewat perjuangan fisik melawan penjajah, maka di era kini kepahlawanan bisa dilakukan dengan membangun tatanan masyarakat yang lebih beradab, setara dalam segala hal, hidup damai dalam pergaulan, baik antar pribadi, kelompok maupun antar bangsa.
Disadari atau tidak bentuk penjajahan yang terjadi sekarang jauh lebih komplek dan rumit. Contoh dari sisi ekonomi, bangsa kita telah terjebak oleh ekonomi kapitalis sehingga hanya sebagian masyarakat yang ikut merasakan kesejahteraan, sementara kemiskinan semakin meluas dan bertambah parah. Dari sisi Pendidikan, biaya pendidikan semakin mahal, sehingga kesempatan untuk melanjutkan pendidikan sampai ke tingkat perguruan tinggi hanya bisa dinikmati oleh orang yang mempunyai kemampuan finansial yang tinggi pula. Dari sisi Sosial Budaya, terutama di kalangan generasi muda pelajar dan Mahasiswa. Generasi muda adalah tulang punggung bangsa, yang diharapkan di masa depan mampu meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini agar lebih baik.
Dalam mempersiapkan generasi muda juga sangat tergantung kepada kesiapan masyarakat yakni dengan keberadaan budayanya. Termasuk pentingnya memberikan filter tentang perilaku-perilaku negative seperti : minuman keras, mengkonsumsi Narkoba, sex bebas, dan lain-lain. Pada saat ini, kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang menghawatirkan. Kita sering menemukan para remaja saling berangkulan mesra di tempat umum tanpa rasa malu. Mereka pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka, adalah gengsi atau harga diri. Akibatnya, di kalangan remaja terjadi persaingan untuk mendapatkan pacar. Televisi, tabloid dan majalah seakan jadi ajang pamer aurat dan lebih banyak menyuguhkan tayangan yang benilai negatif. Dari sisi kemanusiaan, konflik bernuansa SARA masih terjadi diberbagai tempat dan merupakan bahaya laten kapan saja bisa meledak. Apalagi, jika tidak dikelola dengan baik atau sengaja dijadikan komoditas politik. Tanpa kedewasaan dalam berdemokrasi, apa saja bisa terjadi, termasuk mengekploitasi sentimen SARA untuk kepentingan kelompoknya, dan masih banyak bentuk lainnya.
Berbagai permasalahan diatas membutuhkan para pejuang dalam bentuk baru untuk mengatasinya, atau pahlawan-pahlawan yang tidak lagi mengangkat senjata, tidak harus berhadapan secara fisik, tidak semata-mata tampak dan kasatmata. Mereka adalah orang-orang yang memiliki niat yang tulus dan ikhlas serta tanpa pamrih untuk berjuang demi kepentingan kemanusiaan, masyarakat, bangsa dan Negara. Siapa saja bisa menjadi pahlawan sejati sesuai dengan peran dan profesi masing-masing. Mari kita semua bertekad untuk melestarikan nilai-nilai kepahlawanan sehingga spirit peringatan Hari Pahlawan benar-benar memiliki arti dan tertanam dalam sanubari kita untuk berbuat dan bertindak yang terbaik sebagaimana yang telah dicontohkan oleh para Pahlawan. (Ahmad Rifa’i, M.Si, Kasi Pensat Pendam IV/Diponegoro)
PANGDAM IM HADIRI PIAGAM PENGHARGAAN E-KTP
Oleh : Pendam Iskandar Muda
14-Mei-2012, 22:17:03WIB
Pangdam IM Mayjen TNI Adi Mulyono bersama Pj. Gubernur Aceh Tarmizi A. Karim, Ketua DPRA Hasbi Abdullah, Unsur Muspida menghadiri acara penyerahan Program Penghargaan dan E-KTP kepada Pemerintah Kabupaten / Kota oleh Mendagri Gamawan Fauzi di gedung Anjong Mon Mata, Banda Aceh (11/5).
Penyerahan penghargaan ini terkait dengan diselenggarakan dengan cepat program E-KTP oleh Pemda Aceh dengan merata.
Menurut Mendagri, Aceh merpakan salah satu Provinsi yang sangat cepat dalam penyelengaraan E-KTP ini artinya ada keseriusan oleh para pihak terkait erutama Pemda untuk mengajak masyarakat segera membuat E-KTP.(Pendam IM/Dispenad)
Oleh : Pendam Iskandar Muda
14-Mei-2012, 22:17:03WIB
Pangdam IM Mayjen TNI Adi Mulyono bersama Pj. Gubernur Aceh Tarmizi A. Karim, Ketua DPRA Hasbi Abdullah, Unsur Muspida menghadiri acara penyerahan Program Penghargaan dan E-KTP kepada Pemerintah Kabupaten / Kota oleh Mendagri Gamawan Fauzi di gedung Anjong Mon Mata, Banda Aceh (11/5).
Penyerahan penghargaan ini terkait dengan diselenggarakan dengan cepat program E-KTP oleh Pemda Aceh dengan merata.
Menurut Mendagri, Aceh merpakan salah satu Provinsi yang sangat cepat dalam penyelengaraan E-KTP ini artinya ada keseriusan oleh para pihak terkait erutama Pemda untuk mengajak masyarakat segera membuat E-KTP.(Pendam IM/Dispenad)
LATIHAN UJI PROTAP PENANGGULANGAN BENCANA YONIF MEKANIS 201/JY Oleh : Pendamjaya 14-Mei-2012, 22:15:07WIB |
|
Komandan Batalyon Infanteri Mekanis 201/Jaya Yudha Letnan Kolonel
Inf Ali Aminudin membuka Latihan uji protap yang dilaksanakan oleh
satuan Yonif Mekanis 201/JY, bertempat di Lapangan Yonif Mekanis 201/JY
Jl Raya Bogor Km 28 Gandaria Jakarta Timur. Hadir dalam acara tersebut Camat Pasar Rebo yang di damping oleh Wakil Lurah Pekayon Jaktim, Latihan Uji Protap Penanggulangan Bencana Yonif 201/JY ini dalam rangka menjaga kesiapan peran dan fungsi TNI sebagai alat pertahanan Negara kesatuan Republik Indonesia yang bertugas melaksanakan kebijakan pertahanan Negara khususnya untuk penugasan operasi militer selain perang (OMSP) sebagaimana yang terkandung dalam tugas pokok TNI menurut UU RI Nomor 34 Tahun 2004 Pasal 7 yang mengatur tugas pokok TNI dalam hal membantu menanggulangi kerusakan yang di akibatkan bencana alam, pengungsian dan pemberian bantuan kemanusian. Kegiatan latihan adalah suatu program yang mempunyai tujuan untuk mengukur dan mengevaluasi kesiapsigaan satuan pemukul reaksi cepat penanggulangan bencana diwilayah Kodam Jaya dalam menghadapi tugas kemanusiaan kegiatan penanggulangan bencana yang bekerja sama dengan aparat pemerintah daerah setempat guna tercapainya tujuan bantuan kemanusiaan. Danyonif Mekanis 201/JY dalam amanatnya menyampaikan bahwa kegiatan latihan uji Protap penanggulangan bencana dapat dijadikan sebagai pedoman dan prosedur dalam menghadapi keadaan yang situsional untuk memberikan bantuan kemanusiaan dan dapat membuktikan bahwa satuan tetap mahir, handal dan professional dalam berperang tetapi juga bias melakukan yang terbaik apabila mendapat tugas operasi militer selain perang untuk memberikan bantuan kemanusiaan dan mampu menjawab tantangan tugas yang semakin kompleks, sehingga kita dapat mewujudkan cita cita sebagai prajurit profesional.(Pendam Jaya/Dispenad) |
|
Penerimaan PA PK
PENDAFTARAN PERWIRA PK
1. Pendaftaran : Minggu I s.d IV September 2012
2. Pemeriksaan uji tk Daerah : Minggu II Okt s.d Minggu I Nop 2012
3. Pemeriksaan/Uji tk Pusat : Minggu II s.d Minggu IV Des 2012
4. Sidang Panitia Pusat : Minggu IV Desember 2012
5. Buka Pendidikan : Minggu I Januari 2013
2. Pemeriksaan uji tk Daerah : Minggu II Okt s.d Minggu I Nop 2012
3. Pemeriksaan/Uji tk Pusat : Minggu II s.d Minggu IV Des 2012
4. Sidang Panitia Pusat : Minggu IV Desember 2012
5. Buka Pendidikan : Minggu I Januari 2013
TEMPAT PENDAFTARAN :
1. Ajen Kodam
2. Ajen Korem
3. Kodim
Alamat Lengkap Tempat Pendaftaran (Klik disini)
Daftar Kebutuhan Jurusan Calon PA PK (Klik disini)
1. Ajen Kodam
2. Ajen Korem
3. Kodim
Alamat Lengkap Tempat Pendaftaran (Klik disini)
Daftar Kebutuhan Jurusan Calon PA PK (Klik disini)
PERSYARATAN CALON PA PK TNI
1. Warga negara
Republik Indonesia Pria/wanita, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
setia dan taat kepada Pancasila dan UUD 1945 serta bukan anggota/
mantan prajurit TNI/Polri dan PNS TNI.
2. Setia dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3. Setia dan taat kepada Pancasila dan UUD 1945.
4. Berijazah Profesi/Sarjana/Diploma Negeri/Swasta.
5. Persyaratan IPK (Akumulasi dengan ujian negara untuk PT Swasta) akan ditentukan kemudian.
6. Usia pada saat masuk pendidikan :
a. Tidak lebih dari 32 tahun untuk berijazah profesi Dokter, Apoteker dan psikologi.
b. Tidak lebih dari 27 tahun untuk yang berijazah S.1 dan D III Anestesi.
c. Tidak lebih dari 25 tahun untuk yang berijazah program D III lainnya.
b. Tidak lebih dari 27 tahun untuk yang berijazah S.1 dan D III Anestesi.
c. Tidak lebih dari 25 tahun untuk yang berijazah program D III lainnya.
7. Para calon yang
berasal dari Perguruan Tinggi Swasta harus sudah lulus negara (dengan
melampirkan tanda lulus/ijazah yang dilegalisir oleh Kopertis).
8. Belum pernah
nikah dan sanggup tidak nikah selama mengikuti pendidikan pertama,
kecuali untuk pendaftar berprofesi Dokter diperbolehkan menikah, belum
mempunyai anak dan sanggup tidak mempunyai anak/hamil selama dalam
pendidikan pertama.
9. Tidak kehilangan hak untuk menjadi prajurit TNI berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
10. Tinggi badan tidak
kurang dari 163 Cm bagi pria dan 157 Cm bagi wanita dengan berat badan
seimbang menurut ketentuan yang berlaku.
11. Melaksanakan Ikatan Dinas Pertama (IDP) selama 10 tahun dihitung sejak dilantik menjadi Perwira TNI.
12. Mendapatkan
persetujuan dari instansi yang bersangkutan (lolos butuh) bagi mereka
yang sudah bekerja dan pernyataan pemberhentian dengan hormat bila lulus
dan terpilih masuk Pendidikan Pertama (Dikma) TNI.
13. Bersedia ditempatkan dimana saja diseluruh wilayah Republik Indonesia.
14. Pernyataan tidak terikat perjanjian Ikatan Dinas dengan suatu Instansi lain.
15. Persyaratan Lain :
a. Tidak bertato/bekas tato dan tidak
ditindik/bekas tindik telinganya atau anggota badan lainnya kecuali
karena ketentuan agama/adat.
b. Bagi yang memperoleh ijazah dari negara lain, harus mendapat pengesahan dari Kemendikbud.
b. Bagi yang memperoleh ijazah dari negara lain, harus mendapat pengesahan dari Kemendikbud.
Langganan:
Postingan (Atom)