Selasa, 03 Juli 2012

Fotografi High Dinamic Range (HDR)

Assalamulaikum..

wah dah lama gak posting lagi nih,,udah 4 hari blognya dianggurin,hehe..
apa kabar nih temen-temen semua,,pasti gak sabar nunggu postingan dari aku,hehe (jiaah PeDe banget)
kali ini mau sharing-sharing lagi tentang dunia jepret-menjepret alisa fotografi..
nah yang mau aku bicarakan kali ini adalah tentang Fotografi High Dinamic Range (HDR)..
Fotografi High Dinamic Range (HDR)..makna harfiahnya adalah Rentang Tinggi Dinamis (apa pula itu??)..yuk lanjut baca..

Fotografi HDR atau High Dynamic Range (Rentang Dinamis Tinggi atau kadang-kadang disebut juga dengan HDRI - High Dynamic Range Imaging) adalah teknik untuk merepresentasikan tingkat kecerahan yang lebih luas dari yang biasanya mampu ditampung pada hasil pemotretan normal. Fotografi HDR mampu menghasilkan foto yang tampak lebih natural seperti yang dilihat oleh mata (walaupun juga tidak menutup kemungkinan untuk memberikan hasil yang lebih artistik atau bahkan berbeda jauh dari tampilan natural yang sesungguhnya).


Dalam dunia fotografi, rentang dinamis berarti perbedaan antara bagian dan nilai warna paling gelap. Dengan kata lain, jangkauan dinamis berarti kontras dari sebuah foto. HDR fotografi berarti foto yang memiliki jangkauan dinamis yang lebih besar dari foto biasa. Foto HDR memiliki jangkauan (rentang) dinamis yang lebih besar dari gambar yang dapat ditangkap kamera.
 
Rentang dinamis ini diukur dalam satuan Exposure Value (EV) (yang juga dikenal dengan istilah stop) antara bagian yang tercerah dan tergelap dalam suatu foto. Sekedar informasi, rentang dinamis yang mampu ditampung dalam format JPG berkisar antara 5 hingga 8 stop sementara RAW bisa menampung antara 10 hingga 12 stop.
Di sisi lain jika dibandingkan dengan mata, mata manusia dalam satu waktu bisa menampung rentang dinamis hingga 14 stop. Bahkan bila memasukkan variabel berupa bukaan diafragma pada mata (iris), rentang dinamis yang mampu ditampung oleh mata hampir mencapai 24 stop! Inilah yang menjelaskan mengapa mata manusia mampu melihat detail di daerah terang dan gelap jauh lebih baik dari kamera tercanggih sekalipun.
Foto HDR sendiri pada dasarnya tidak selalu mutlak dibutuhkan. Saat kita memotret sesuatu yang memiliki pencahayaan merata dan kamera sanggup menangkap semua terang gelap dari bidang foto dengan baik, kita tidak merasa ada yang salah dengan foto tersebut. Namun umumnya saat siang hari, dimana sebagian dari langit yang terang ikut terekam dalam foto, barulah kita mulai merindukan ‘kemampuan lebih’ dari sebuah kamera.
Sayangnya kamera modern saat ini pun masih belum sanggup memberikan lebih dari apa yang dia bisa, dihadapkan pada kondisi kontras tinggi, metering kamera hanya memilih antara menyelamatkan detil di area gelap (mengorbankan detil di area terang) atau sebaliknya. Maka kita lah yang perlu mengeluarkan sedikit usaha untuk memperbaiki foto dengan teknik HDR, bila perlu.
HDR dibuat dengan menggabungkan (minimum) tiga foto yang sama namun memiliki exposure berbeda. Foto pertama memakai exposure -3; foto kedua 0; dan foto ketiga +3. Proses penggabungan dan olah digital ini dilakukan pada foto mentah, karena itu pastikan kamera Anda dapat menyim- pan data dalam format raw. Foto jenis ini memang berukuran besar dan membuat kartu memori cepat penuh,  tapi ia dapat menyimpan informasi cahaya yang sangat banyak.

Untuk memberikan gambaran apa itu HDR, berikut ini ada beberapa contoh foto HDR yang indah yang diambil oleh fotografer Jakub Kubica.dan foto yang dihasilkannya sangat luar biasa..













Sudut Pandang (angle) Fotografi

Assalmualaikum..
salam Jepret..
apa kabar nih kawan ,,semoga baik selalu ya..:)
nah aku mau share lagi tentang ilmu ke-Fotografi-an nih,,setelah postingan sebelumnya membahas tentang komposisi, kita sambung sekarang dengan sudut pendang dalam Eksekusi dalam pengambilan gamabar (Angle of Photography)
Angle atau dalam istilah lain disebut sebagai posisi/sudut bidik mempunyai peranan penting dalam photography, karena dengan mengetahui berbagai angel dalam photography maka konsep yang ingin kita capai,atau pesan yang ingin kita sampaikan dalam menghasilkan sebuah karya photo akan lebih mudah.
"pemilihan angle yang tepat akan memperkuat kesan
atau daya tarik dari foto kita"
Oke sekarang marilah sama-sama kita pelajari apa aja sih angel dalam photography itu, dari yang umum dilakukan oleh para photographer. Tidak terkecuali photographer pemula ataupun photographer yang sudah kelas dunia.
1.       Normal angel
Kalau yang ini banyak temen-temen dari kalangan fotografi yang menyebutnya frontal atau angel umum karena pada posisi ini kamera yang dipegang oleh photographer sejajar dengan objek yang kita jadikan objek sebuah foto.
2.       Bird eye view atau eagle eye angel
Berbeda dengan normal angle, angel ini merupakan suatu angel dimana kita sedang berada disuatu ketinggian tertentu, oleh sebab itu diistilahkan sebagai sudut pandang mata elang. Ini basanya dilakukan dalam melakukan landscape photohgraphy dimana ang kita tuju adalah keluasan ruang yang akan kita jadikan sebuah karya photography tersebut. 
3.       Low angel
Kata yang satu ini pasti sudah sangat sering di dengar. Sesuai dengan kata-katanya “low angel” berarti sudut tembak yang rendah dari objek yang kita jadikan sasaran.
4.       High angel
Angel jenis ini merupakan kebalikan dari “low angel” yaitu memposisikan diri tepat berada diatas objek yang kita jaikan sasaran/objek bidik.
5.       Frog eye angel
Angel jenis ini sesuai dengan namanya juga “frog” yang berarti kodok. Yiatu suatu angel yang sangat rendah. Bahkan lebih rendah dari “low angel”. Angel jennies ini menuntut seorang photographer untuk mengambil posisi kamera yang dipegang sangat dekat dengan tanah. Bahkan tidak sedikit photographer mencapa angel ini dengan posisi tiarap laksana seorang tentara yang sedang merayap.

nah itulah tadi berbagai macam Angel dalam Photography yang umum dilakukan oleh para photographer. tapi dengan ber-Eksperimen terus menerus, dan mencoba mengembangkan angel-angel inipun akan membuat kita merasakan suatu feel yang berbeda dari setiap hasil karya yang kita ambil melalui angel yang berbeda pula.
Semoga postingan sederhana ini dapat bermanfaat bagi temen-temen semua yang hendak belajar fotografi. Jika ini berguna bagi anda sudilah kiranya tinggalkan komentar.
salaaam Jepreet..!!!
wassalamulaikum..

Teknik Fotografi Model


Fotografi Model
assalamulaikum para pembaca.
dah lama nih aku gak sharing masalah Fotografi,,terakhir kalu gak salah bahas Fotografi Makro ya..
nah sekarang aku iseng-iseng nyobain jadi fotografer model,,tapi sebelum ke pembahasan kita kenalan dulu sama yang namanya fotografi model..
dari namanya aja udah jelas "Fotografi Model",,pasti objek atau yang menjadi point of view nya adalah seorang model yang dalam hal ini tentu saja adalah "manusia" yang memeragakan sesuatau (itu pengertian menurut aku sendiri lho,hehe)
Nah sebenarnya memotret model (modeling photography), teknik dasarnya hampir sama dengan memotret obyek lainnya, hanya memiliki perbedaan khusus. Perbedaannya tentu saja seperti yang udah aku tulis tadi, adalah pada obyek yang kita foto, yaitu ‘manusia’ baik itu lelaki ataupun wanita, kecil dewasa maupun tua. Banyak sekali unsur yang mempengaruhi hasil kita ketika memotret manusia.
oleh karena itu, berikut beberapa hal yang perlu kita perhatikan saat memotret model atau manusia, yaitu antara lain: Kondisi si Model, Kostum & Make Up, Lokasi, Lighting, Angle & Komposisi, dan Komunikasi.
Sebelum bicara banyak soal si model, ada beberapa faktor utama yang menjadi penilaian utama dalam memotret manusia, antara lain: pose model, ekspresi, lokasi, komposisi, angle, costum, wardrop, makeup, background yang mendukung, dan lighting yang tepat!

poin 1: Kondisi si Model
Nah, sekarang, bicara soal kondisi si model. Foto model yang baik adalah foto yang memiliki mood yang baik. Kondisi ini bisa dipilah lagi menjadi, keadaan fisik si model (seperti postur tubuh, tinggi rendah tubuh si model) dan kondisi mental (seperti mood si model, ekspresi wajah, keahlian pose si model). Hal tersebut akan sangat mempengaruhi baik buruknya foto yang akan kita hasilkan.

Model yang baik adalah yang memiliki komitmen kuat akan pekerjaannya. Dalam kondisi apapun, ketika sedang dalam masa pemotretan dia akan mengatur mood-nya sendiri. Walaupun sedang ada masalah, dia akan tetap ceria dan menarik jika sampai di lokasi pemotretan. Model yang baik juga akan mudah sekali menyesuaikan pose dan ekspresinya dengan tema yang dibutuhkan oleh fotografer. Tetapi, terkadang, peran fotografer juga sangat penting di sini. Kita sebagai fotografer juga harus pintar dalam mengatur pose dan ekspresi model kita.
Hal ini terkecuali untuk motret manusia untuk candid, journalistic atau street photography, fotografer akan sangat tergantung pada moment dan kondisi yang tepat pada saat itu. Moment yang tepat, timing yang pas, dan kondisi yang baik adalah anugerah terindah bagi fotografer.
poin 2: Kostum dan Meke up
pakaian yang digunakan oleh si model. Carilah pakaian atau konstum yang tepat untuk model. Buat dia nyaman ketika memakai pakaian tersebut. Jangan sampai si model merasa bajunya terlalu ketat, terlalu kecil, atau terlalu besar dsb. Hal ini akan bisa mempengaruhi pose dan ekspresi si model.

Begitu juga dengan make-up-nya. Tukang make-up yang baik pasti akan tahu seperti apa dia akan buat wajah si model yang sesuai dengan tema yang diinginkan fotografer. Berhatihatilah soal kostum dan make-up ini, karena akan sangat mempengaruhi hasil foto kita.
poin 3: Lokasi
Mengapa lokasi? Karena akan dapat mendukung atau tidak dengan tema yang diinginkan oleh kita selaku fotografer. Carilah lokasi yang tepat dengan tema yang kita inginkan. Sebagai contoh, jika foto yang kita inginkan adalah foto fashion, maka carilah lokasi yang backgroundnya tidak terlalu ramai karena yang akan kita tonjolkan (POI) adalah pakaian yang digunakan oleh si model.

Oh iya, lokasi ekstrim, yang sinar mataharinya terlalu panas, atau udaranya terlalu dingin, juga akan mempengaruhi kenyamanan si model. Sehingga, carilah waktu dan lokasi yang tepat!
poin 4: Lighting
Mengapa lighting? Karena ada teori yang mengatakan bahwa, cahaya yang keras (hard lighting) lebih tepat untuk lelaki, sedangkan cahaya yang lembut (soft lighting) tepat untuk wanita. Foto fashion juga membutuhkan pencahayaan yang tepat agar dapat memunculkan detil baju atau pakaian yang akan kita promosikan. Ambillah keputusan yang tepat untuk soal cahaya ini.

poin 5: Ketepatan olahan pasca pemotretan

Hal berikutnya yang perlu kita perhatikan adalah olahan (digital imaging) pasca pemotretan. Pada saat tertentu, sesuai kebutuhan konsumen, kita kadang perlu mengolah sedikit maupun banyak akan hasil kita. Perhatikan secara menyeluruh dan detil foto yang telah kita hasilkan. Perlukan tone warna perlu kita ubah? Banyak atau tidak jerawat si model? Jangan sampai si model dan konsumen kita merasa
jadi jelek, kegendutan, banyak jerawat setelah melihat hasil jepretan kita.
Selanjutnya untuk foto fashion, sudah cukup tepatkah warna/tone pakaian (fashion) yang dikenakan oleh si model? Berdasarkan pengalaman saya, berhati-hatilan soal ini. Jangan sampai warna baju atau pakaian yang seharusnya menjadi jualan konsumen kita berubah warnanya. Bisa marah-marah nanti konsumen kita!
poin 6: Pengambilan angle dan komposisi

Hal ini soal teknis dan sangat penting. Tips yang paling mudah adalah, potretlah obyek kita sejajar dengan obyeknya. Jangan gunakan low angle atau dari atas. Dengan begitu, foto yang kita hasilkan akan sama dengan obyek yang kita foto. Memang, low angle tepat untuk model pria (man model) dan akan membuat si model yang kita foto menjadi lebih tinggi dan gagah.
Namun, untuk foto fashion hal ini kurang tepat karena akan terjadi distorsi pada pakaian yang digunakan si model. Untuk foto model, kita harus jeli dengan detil si model. Terkadang, pada wajah atau badan model memiliki spesifikasi tertentu. Kadang, ada model yang di foto dari kiri kurang bagus, tapi jika di foto dari kanan akan lebih ganteng atau cantik. Perhatikan detil si model, mulai dari rambut sampai ujung kaki. Sehingga, berhati-hatilah dengan angle dan komposisi ini. Pikirkan dengan baik tema yang akan kita inginkan!
poin 7: Pemilihan lensa kamera
nah yang satu ini juga gak kalah penting yaitu lensa apa yang cocok digunakan untuk fotografi model,,buat para pengguna kamera SLR/DSLR hal ini sangatlah berpengaruh,,karena akan menentukan hasil jepretan,,biasanya lensa yang digunakan adalah lensa Fix dengan panjang fokal 50 mm hingga 135 mm dan bukaan diafragma yang cukup besar sekitar f:2 atau f:1.8,,karena dengan begutu akan menciptakan efek bokeh yang sering diharapkan menghiasai pemotertan.
nah itu dia sedikit tips dan trik untuk pemotretna model yang aku kutip dari sini (tapi fotonya asli aku yang ambil sendiri lho,hehe)
semoga bermanfaat buat temen-temen yang mau iseng-iseng cobain fotografi model..
wassalam..

Teknik Fotografi: Pemotretan Gerak


Misi agan-agan dan agan-wati serta teman-temin sekalian yang masih setia dengan "Epicentrum",,kali ini aku mau bahan masalaha fotogarafi lagi nih.
setelah kemaren bermain dengan bukaan diafragma "Arperture" sekrang kita bermain dengan Shutter Speed. sekiranya aku gak perlu jelasin lagi ya,,apa itu shutter speed..intinya itu adalah kecepatan membuka/menutupnya "rana" atau tirai yang akan mengatur seberapa lama cahaya masuk ke dalam kamera..
teman-temin sekalian dapat mengabadikan gerak dengan menggunakan lampu kilat atau rana dengan kecepatan tinggi. Namun, efek bergerak bukan hanya muncul karena sebuah gambar tampil dengan tajam. Ada kalanya, gambar yang ingin kalian tampilkan harus tampil blur untuk memberikan kesan gerak. Berikut ini beberapa teknik yang kerap dipakai untuk memberi kesan gerak pada foto.
1.Teknik Blurring
Salah satu cara paling efektif memberi kesan bergerak pada sebuah foto adalah dengan membiarkan subjek menjadi blur. Untuk memotret subjek yang bergerak menjadi blur diperlukan kecepatan rana rendah. Kecepatan rana yang diperlukan tergantung pada beberapa faktor. Kecepatan subjek yang bergerak menjadi pertimbangan utama. Sebuah mobil F1 yang melaju kencang mungkin akan menjadi blur pada eksposure dengan kecepatan rana 1/500 detik. Sementara itu, pejalan kaki akan menjadi blur pada kecepatan rana 1/30 detik saja.
Faktor penting lainnya adalah sudut pandang dari arah mana dilakukannya pemotretan dan jarak dari subjek pemotretan. Subjek yang bergerak melintas dari samping akan menjadi blur lebih cepat dibandingkan dengan subjek yang bergerak menjauh atau mendekati pemotret secara frontal. Subjek yang bergerak di dekat kalian akan lebih blur jika dibandingkan subjek yang bergerak jauh dari kalian.
nah untuk contoh diatas,aku mengambil  gambar tersebut dengan kecepetan 0.3 detik,,itu sudah cukup memberi efek blur pada gerakan arus air. tetapi efek selanjutnya yang mungkin terjadi adalah Shaking atau gambar goyang. se tenang-tenangnya manusia punya keterbatasan untuk menahan goncangan dari kamera,,olah sebab itu untuk melakukan trik ini dianjurkan menggunakan tripod..dan untuk mencegah cahaya berlebih menggunakan filter ganda lebih dianjurkan.
2. Teknik Panning
Panning adalah cara lain untuk memberikan kesan gerak pada foto. Ketika melakukan panning, agan-agan diharuskan mengikuti subjek selama eksposure. Jika terlaksana dengan baik, hasilnya menjadikan subjek menjadi relatif lebih tajam dibandingkan dengan backgroundnya yang hampir sepenuhnya blur. Jarang dihasilkan subjek yang sepenuhnya tajam. Namun, beberapa bagian subjek yang mengalami blur justru memperkuat kesan gerak dari foto.
Teknik panning digunakan ketika teman-teman menginginkan kesan bergerak pada subjek tidak hilang
Pemotretan panning harus terencana. Ambillah subjek yang terpisah cukup baik dari background. Cobalah temukan background yang memiliki warna cerah atau berciri jelas yang akan menghasilkan pola menarik dari warna-warna yang diblur. Pada saat pemotretan, waktu yang tepat dan halusnya gerakan kamera merupakan faktor yang sangat penting. Awali mengikuti subjek sebelum melepas rana, lepaskan rana, lakukan terus hingga terdengar suara klik rana menutup kembali. Putar seluruh badan saat mengikuti gerakan subjek, jangan melakukan hanya dengan menggerakkan kepala dan bahu saja. Panning membutuhkan kemampuan praktek, terkadang fotografer profesional pun tidak selalu berhasil dalam setiap jepretannya. 
jadi kalu foto aku diatas berhasil melakukan panning bukan karena aku jago atau sudah pro lho, tapi yang namanya fotografi sering tak terlepas dari faktor kebruntungan,hehe..
Panning menggunakan rana berkecepatan rendah, biasanya 1/15 atau 1/30. Penggunaan kecepatan rana lebih rendah membutuhkan tripod untuk mencegah timbulnya gerakan vertikal kamera yang tidak diinginkan. Untuk mencegah overexposure dengan kecepatan rana rendah pada cuaca terang, gunakan film berkecepatan rendah.
3.Teknik Freezing 
Penggunaan rana dengan kecepatan rendah pada subjek yang bergerak akan menimbul­kan blur yang memberi kesan gerak. Selain itu, penggunaan kecepatan tinggi juga dapat memberikan kesan gerak dengan membekukan gerakan yang sedang berlangsung, pemotretan ini lazim disebut freezing. Hasilnya adalah foto yang mem­perlihatkan subjek foto tepat di tengah gerakan yang sedang dilakukan.
Karena menggunakan kecepatan rana tinggi, gambar subjek menjadi jelas/tidak blur. Pemotretan freezing yang baik membutuhkan perencana­an. Jika mengetahui atau dapat yang bergerak memperkirakan arah yang akan dilalui subjek, teman-teman semuas akan dapat menentukan sudut kamera, pencahayaan, latar belakang, jarak fokus, dan eksposure. Dengan demikian, kalian dapat lebih berkonsentrasi memperhatikan subjek tersebut. Yang tidak kalah pentingnya adalah mengantisipasi puncak gerakan yang akan di freeze. Ketika teman-teman sekalian bekerja dengan rana berkecepatan tmggi, hampir selalu harus diimbangi dengan film berkecepatan tinggi untuk mendapatkan hasil terbaik. Film berkecepatan tinggi memungkinkan teman-teman mendapat diafragma besar. Hasilnya adalah depth off field yang lebih lebar.
4.Teknik Zooming
Zooming merupakan teknik foto untuk memberikan kesan gerak dengan mengubah panjang fokus lensa pada saat eksposure. Perubahan panjang fokus hanya dapat dilakukan dengan lensa zoom.

Untuk mendapatkan kesan gerak, teman-teman harus menggunakan kecepatan rana tidak lebih dari 1/30 detik. Pada saat pemotretan, dalam waktu bersamaan dengan proses eksposure, titik fokus lensa diubah dengan menarik lensa zoom ke dalam atau ke arah luar (untuk jenis zoom yang ditarik) atau dengan cara menggeser titik fokus lensa ke kiri atau ke kanan (untuk lensa zoom jenis gelang). Sebaiknya, gunakan tripod untuk menopang kamera pada saat pemotretan. Tempatkan subjek utama pada bagian tengah foto. Pada bagian ini, ketajaman gambar relatif lebih baik dari bagian lain.
Teknik zooming. Menimbulkan kesan gerak pada subjek yang diam
Efek zooming terbaik akan diperoleh jika background memiliki kontras dan warna yang bervariasi. Besarnya efek zooming yang diperoleh tergantung pada berapa cepat gerakan tangan teman-teman mengubah fokus pada saat eksposure. Teknik ini dapat digunakan baik pada siang hari atau pada malam hari/kondisi pencahayaan kurang. Jika pemotretan dilakukan malam hari, kalian dapat memakai waktu pencahayaan lama dan akan memperoleh efek lampu yang membentuk garis-garis panjang cahaya.
nah itu tadi beberapa teknik ataupun trik dalam dunia fotografi,,
aku disini juga seorang newbie yang masih harus banyak belajar kok,,aku disini posting bukan untuk sok jago tapi murni untuk membagi sedikit pengetahuan yang aku punya untuk teman-teman sekalian agar ilmju tidak sia-sia kan harus dibagi,,lagi pula kalau teman-teman mau mencari di mbah Google pun banyak kok tentang trik-trik semacam ini..

oke semoga bermanfaat..
salam jepreet...!!

wassalamulalikum..

Teknik Dasar Fotografi (part2)


Teknik dasar Fotografi: Dept of Field (DoF)
oke melanjutkan postingan sebelumnya tentang Teknik dasar Fotografi,pada postingan kali ini aku akan membahas tentang Dof (bukan merk sabun lho,hehe),,dan ini adalah istilah umum dalam fotografi yang sering banget kita dengar bukan.
Secara harafiah Depth of Field (DOF) berarti kedalaman ruang.atau bahasa mudahnya DOF: Ruang tajam
melihat ketajaman gambar
Di dunia fotografi, DOF secara teknis berarti rentang atau variasi jarak antara kamera dengan subjek foto untuk menghasilkan variasi ketajaman (fokus) gambar yang masih dapat diterima (tidak blur). Dengan kata lain, DOF digunakan untuk menunjukkan ruangan tertentu di dalam foto yang mendapatkan perhatian khusus oleh mata karena adanya perbedaan ketajaman (fokus)

Secara umum, Depth Of Field dipengaruhi oleh 3 hal yaitu :
Jarak fokus utama dari kamera
  • Lebar ruang tajam berbanding lurus dengan kuadrat jarak objek. Jika kita mengubah jarak antara kamera dengan objek sebesar 3x (lebih jauh - dengan menggeser kamera mundur dari posisi semula) maka lebar ruang tajam akan menjadi 9x lebar semula.
Bukaan diafragma
  • Lebar ruang tajam berbanding lurus dengan diafragma. Contoh: jika diafragma dinaikkan 2 stop dari f/8 ke f/16, maka lebar ruang tajam akan menjadi 2x lebar semula. 
"atau bahasa mudahnya semakin besar angka f maka bukaan diafragma semakin sempit dan ruang tajam semakin lebar"
Panjang fokus lensa yang digunakan
  • Lebar ruang tajam berbanding terbalik dari kuadrat panjang fokus. Dengan kata lain, lebar ruang tajam akan menjadi 4x lebar semula jika kita mengubah lensa dari 100mm ke 50mm (panjang fokus lensa setengah dari semula).
"atau bahasa mudahnya semakin panjang fokalnya maka ruang tajam semakin sempit,dan makin pendek fokal makan ruang tajam makin luas"
Semakin lebar sudut lensa maka semakin luas daerah ruang tajamnya. Ini artinya, ketika kamera di-zoom out, objek yang kita shoot akan semakin leluasa untuk bergerak maju ataupun mundur dalam jarak tertentu dari kamera dan masih terlihat tajam/fokus. Ruang tajam yang sempit dalam pengambilan gambar telephoto, disebut juga DoF sempit, sedangkan ruang tajam yang luas dalam pengambilan gambar wide disebut juga DoF luas.
Semakin membuka diafragma, semakin sempit daerah ruang tajamnya. Ini berarti, mengatur fokus dalam situasi pencahayaan yang kurang akan lebih problematis dikarenakan diafragma harus membuka lebar dan objek tidak akan leluasa untuk bergerak mendekat atau menjauh dari kamera karena akan keluar dari fokus (out of focus).
contoh:
Informasi Foto:
kamera: Canon EOS 1000d
lensa-panjang fokal: 50mm
bukaan diafragma: f/2
shutter speed: 1/400s
ISO: 100
dengan panjang fokal (focal lenght) 50mm angka diafragma (f) kecil akan menghasilkan bukaan yang lebar dan ruang tajam yang sempit sehingga bagian depan dan belakang objek kaktus tersebut tidak tajam (blur)
 bandingkan dengan yang ini.....
 
Informasi Foto:
lensa-panjang fokal: 18mm
bukaan diafragma maksimal: f/3.5
shutter speed: 1/640s
ISO: 200
dengan panjang fokal 18mm angka diafragma (f) lebih besar dari objek sebelumnya menghasilkan bukaan yang lebih sempit dan ruang tajam yang lebih lebar sehingga seluruh sepeda dari depan hingga belakang terlihat jelas (fokus)
jadi dapat disimpulkan disini bahwa
"semakin besar bukaan diafragma dan semakin panjang Focal lenght maka ruang  tajam semakin sempit seperti gambar pertama, sedangkan semakin kecil bukaan diafragma dan semakin pendek Focal lenght maka ruang  tajam semakin lebar seperti gambar kedua"
Kombinasi antara telephoto (zoom in all the way) dan diafragma yang membuka lebar, akan mengakibatkan ruang tajam yang sempit. Satu contoh, saat pengambilan gambar telephoto (tight shot) seorang penyanyi yang melakukan konser pada malam hari dengan pencahayaan yang minim, kita harus berhati-hati dalam mengatur fokus, karena sedikit saja penyanyi tersebut bergerak mendekat atau menjauh dari kamera, maka dia akan mudah untuk keluar dari fokus.

semoga makin menambah pengetahuan kita tentang fotografi..
selam jepreet..!!

wassalamualaikum

Teknik Dasar Fotografi (part1)


Ayo belajat Fotografi..!!
Pasti temen-temen semua yang udah lama berkecimpung dengan dunia fotografi nggak bakal asing dengan istilah Arperture, Shutter speed, ISO, Exposure,  dan istilah-istilah lain. kadang juga sering denger fotogtafer yang bilang "Kok kayaknya exposurenya terlalu gelap yah?" Apa gak terlalu OE (Over exposed) tuh poto? Lha dalah.. exposure saya harusnya gimana to?

Jangan khawatir dan bingung dengan intilah-istilah aneh di atas friend. aku bakal membagi secuil ilmu yang aku pernah dapet tentang fotografi. tapi bukan berarti aku udah jago fotografi ya,,aku juga seorang Newbie kok yang bakal terus belajar,,dan aku membagi artikel ini juga berdasar pada artikel-artikel yang udah banyak di share di dunia maya kok.
dan satu hal yang pertama dan utama untuk belajar FOTOGRAFI adalah menegtahui teknik dasarnya yaitu... EXPOSURE...
dan moga-moga temen-teman yang baca artikel ini, amal ibadahnya diterima di sisinya,,eh salah maksudnya teman-teman akan mendapatkan sesuatu yang baru dan dapat di langsung dicoba di teknik fotografi.

Setelah membaca artikel ini insyaAllah teman-teman semua gak benar-benar awam lagi dengan yang namanya: Aperture, Shutter Speed dan ISO, istilah-istilah seperti Aperture Priority, Shutter Priority, Manual Aperture and Shutter dan kapan paling efektif untuk memakainya. tau apa itu Panning teknik dan bagaimana sih biar bisa panning?,.lalu apa itu Depth of Field, Mengerti tentang Shutter Speed tentang pembekuan gerakan (Freezing), menghasilkan efek arus (flowing effect)
oke deh langsung aja...tapi sebelumnya kamera DSLR (maap buat yang camdig mungkin lain kali aku share teknik tentang camdig) silahkan di setting pada posisi Manual, karena percuma dong punya DSLR pake full auto mending ganti camdig aja om,hehe...:p
Kamera yang aku pakai adalah DSLR Canon EOS 1000d tapi secara garis besar basic dari setiap DSLR itu sama kok dan bisa di implementasikan di fotografi secara general (dan bagi yang bebeda "agama" monggo menyesuaikan). 
TAKE A NICE EXPOSURE
Ok. Kalau teman-teman bertanya "Seharusnya exposure saya gimana sih?" yah gampang sih jawabnya, "Exposure teman-teman harus bener!" ya kan? bener itu gimana ya sesuai kebutuhan,,tetapi pada umunya yang diharapkan Exposure itu seimbang bukan Over atau Under. Nah, exposure itu bisa di golongkan kepada 3 hal yang saling erat hubungannya, mereka adalah:
  1. Aperture = bukaan diafragma lensa biasanya dalam ukuran f/2.8, f/5.6 dan seterusnya
  2. Shutter Speed = bukaan berapa lama film menerima cahaya sewaktu diafragma di buka; dalam ukuran 2s, 1/250s ,1/500s, dan seterusnya (s = seconds, detik)
  3. ISO, Speed of the film = internasional stteman-temanrd untuk sensitifnya film. contoh: ISO 400 lebih sensitif daripada ISO 200, ISO 200 lebih sensitif daripada ISO 100, dan seterusnya.
di dalam seting kamera (pada bagian atas body ada lingkaran yang bisa diputer-puter) ada istilah Manual (M), Aperture Priority/Arperture Value (pada nikon: A canon: AV), Shutter Priority (nikon: S canon: TV), Automatic? kan lebih asik automatic dong? 
"Ok, bukannya kalau kamera di set P (Automatic atau Program Mode) terus kan tinggal jepret aja om kan semuanya sudah di atur otomatis, nah terus ngapain harus ngerti 3 bahasa aneh di atas coba?". Nah kalo temen-temen sudah puas sama P (Automatic atau Program Mode) exposure setting camera kalian, ya ngapain teman-teman beli DSLR dan baca baca artikel ini?
kenapa sih kita harus ngerti 3 istilah diatas karena kalau kita menguasai dasar-dasarnya pasti kita bakalan lebih mendapatkan exposure yang lebih baik atau lebih banyak kesempatan teman-teman akan mendapatkan exposure yang sempurna. Bukankah lebih baik untuk mempelajari Manual to? 
Nah sekarang coba liat di viewfinder (itu lho kotak kecil yang teman-teman lihat di camera untuk motret) di sana pasti ada semacem gini nih: +'''''0'''''''- ya kan? Nah jika teman-teman memutar control dial (itu lho yang kaya  scroll mouse) di camera temen-temen, tanda panah akan bergeser sesuai dengan yang kalian hendaki, jika teman-teman mutar ke kanan, panahnya ke kanan, kalo ke kiri ya panahnya ke kiri. Biasanya kalau ke kiri valuenya semakin besar atao ke positif kalo ke kiri valuenya semakin kecil dan ke arah negatif. 
Aperture priority (biasanya A atau Av)
Dalam mode AV ini, kalian memilih lens aperture (bukaan diafragma seperti pupil mata) secara manual, sedangkan secara otomatis kamera teman-teman akan menghitung berap shutter speed yang pas. Coba set camera teman-teman ke Aperture Priority, nah di Aperture priority, teman-teman ngatur Aperturenya secara manual, dan camera teman-teman akan mengatur Shutter Speed secara otomatis untuk memberikan exposure yang kamera teman-teman pikir "PERFECT". 
Umumnya Aperture Priority ini dipakai bila keadaan:
1. Cahaya sekeliling sangat minimal. Contoh: dalam event wedding atau dalam event pesta wisuda silahkan untuk setting kamera ke A pada bukaan yang besar (yang angkanya kecil), karena kamera kalian lah yang akan memilih shutter secepat mungkin untuk mendapatkan exposure yang sempurna dan dengan setting Aperture yang dihendaki.
2. jika temen-temen menginginkan maksimum depth-of-field (ruang tajam) dan objectnya tuh tidak bergerak jadi semua akan tampak jelas dan tidak ada blur. pilihlah Aperture sekecil mungkin untuk memaksimumkan Depth of Field (akan di bahas di bawah ini) 
Shutter Priority (biasanya S)
Di dalam mode ini, teman-teman memilih shutter speed secara manual dan meter kamera teman-teman akan memilih aperture secara otomatis. Sama dengan Aperture Priority tetapi kali ini yang teman-teman prioritaskan, dalam kata lain yang teman-teman bisa ngatur itu yah shutter speednya, camera teman-teman akan mengatur Aperture secara automatis yang di pikir kamera teman-teman exposurenya "PERFECT". 
Karena hanya dengan Shutter Priority ini lah kita bisa:
a. FREEZE MOTION = pembekuan gerakan yang terekam di film, dan
b. IMPLYING MOTION = untuk menghasilkan flowing effect, yang bersifat memberikan efek gerakan
shutter maksimal dapat digunakan pada:
. Panning teknik. Panning adalah teknik perekaman object yang bergerak sehingga menghasilkan effect gerakan dan bisa terlihat jika object yang terfokus adalah object yang sedang moving atau bergerak. (akan dijelaskan lebih lanjut disini

Contoh Panning: 
Ok, ada 3 rahasia untuk mendapatkan hasil panning yang memuaskan:
Rahasia #1: Teman-teman harus PARALEL dengan object yang bergerak itu. Dari contoh di bawah ini, tahap awal siapkan kamera dan tunggu sampai mobilnya tuh persis di depan kalian, dan langsung pencet shutter dengan badan mengikuti arahnya mobilnya melaju setelah memencet shutternya.
Rahasia #2: Pilihlah Shutter Speed yang paling cocok untuk objek yang bergerak itu. Biasanya aku pakai Shutter 1/20 atau 1/30
Rahasia #3: Jangan pakai tripod. Pakailah badan teman-teman sebagai tumpuan yang mengayun dari kiri ke kanan atau sebaliknya searah dengan object yang akan di potret.

Manual Exposure (biasanya M)
Nah Manual Exposure ini lah yang memungkinkan kita mengatur sendiri panah2 tadi yang sudah aku jelaskan di atas untuk mendapatkan exposure yang KITA hendaki "PERFECT EXPOSURE" sekali lagi, bukan kamera kita yang mikir perfect tapi kita sendiri. Karena di Manual inilah kita bisa mengatur Aperture dan Shutter Speed secara manual.

"Nah terus apa hubungannya di antara tiga bahasa aneh dan jelek di atas itu, apa sih tadi Aperture, Shutter Speed dan ISO, huh?" Ok. Nih aku jelasin yah. 
1. APERTURE (Diafragma)
Aperture adalah bukaan lensa untuk mengatur berapa banyak cahaya yang masuk. Ukuran aperture biasanya bisa di liat dengan f/ number. Semakin besar nomer f/ nya semakin kecil bukaan lensanya. Dengan kata lain, semakin kecil nomer f/ nya, semakin GEDE bukaan lensanya. CONTOH: f/2.8 bukaannya lensanya tuh lebih besar daripada f/11. Aperture ini lah yang biasanya orang orang di kritik fotografer.net pada bilang "Wahhhh bagus bener DOFnya, bagus bener pemteman-temanngannya!" Nah sekarang ngerti kan kalo Aperture ini adalah sang komandan yang bertanggung jawab atas wilayah ketajaman di dalam satu foto. DOF, kepanjangan dari Depth-of-Field, yaitu wilayah di sekeliling subject yang di rekam oleh camera yang layak tampil tajam di hasil potonya. 
Aperture1 (Semakin besar aperture kita, semakin sedikit wilayah ketajaman poto kita, shallow depth-of-field):

ruang tajam sempit
Nah di contoh ini yang diambil di teras kosan dengan objek kucing yang sedang nangkrimg diatas pager, data photo adalah: 1/200s f/3.5 panjang fokal 200mm. Kalo teman-teman perhatiin, tuh di backgroundnya ga keliatan apa apa yah? Jelek yah poto ini? aku memang sengaja mau lebih fokus ke kucingnya saja, jadi waktu motret ini aku nggak peduli ama background jadi ya aku pilih aja f/3.5 nah Aperture ini namanya "Big Aperture" kalo lebih besar lagi adalah f/1.8.
 





Aperture2 (Semakin kecil aperture kita, semakin banyak wilayah ketajaman poto kita, bigger depth-of-field):
 
ruang tajam luas
Nah di contoh yang ini, data potonya adalah: 1/100s f/22.0 at 18mm. Kalo sekali lagi teman-teman perhatiin deh, tuh dari depan dari sawah yang ijo itu sampe belakang pohon dan gunung kan semuanya fokus. Dengan ini, dapat disebut dengan istilah "Small Aperture" kalo lebih small lagi ya f/32.
Ukuran Aperture dalam perbedaan ukuran satu stop adalah:
f/2 -> f/2.8 -> f/4 -> f/5.8 -> f/8 -> f/11 -> f/16 -> f/22
Dari f/2 sampe ke f/2.8 di katakan Aperturenya turun 1 stop dalam kata laen -1. Dari f/4 turun 3 stop ke f/11. Di katakan turun adalah jumlah cahaya yang masuk melalui diafragma kan lebih sedikit jadi oleh karena itu di katakan turun.


2. SHUTTER SPEED (Kecepatan penutup lensa)

Nah apa ini? Kalo tadi Aperture kan ngatur berapa banyak cahaya yang masuk kan? Nah kalo Shutter Speed ini ngatur berapa lama cahaya itu masuk ke film. Contohnya: shutter speed 2s (2 detik) tentunya cahaya yang masuk lebih lama ya kan? kalo shutter speed 1/1000s ( 1/1000 detik lho) ya jelas aja cahaya yang masuk cuman sekilat aja. Gampang kan?

Shutter speed 1 (semakin lambat shutter speed, cahaya yang di peroleh film akan semakin banyak

bluring seperti kapas

Nah di contoh yang ini di ambil di air terjun curuk cilember alias curuk7 di daerah puncak, data dari foto tersebut adalah: 2s f/16.0 panjang fokal 50mm . tapi ini baru 2 detik harusnya 5 atau 10 detik sayangnya nggak bawa tripo.. kalo ga gitu kan ga bisa create kayak gini tuh liat airnya kayak kapas gitu halus, Ini di karenakan cahaya yang masuk lebih lama oleh karena itu cahaya yang terekan di film akan seolah-olah menghasilkan effect seperti water flowing (air yang mengalir)



Shutter speed 2 (semakin cepat shutter speed, cahaya yang di peroleh film akan semakin sedikit, lebih untuk ke FREEZE MOTION, yakni untuk membekukan gerakan)
Freezing
Nah di contoh di atas, kali ini kelakuan teman-temanku yang pengen di foto sambil loncat. Oleh karena itu aku pilih fast shutter speed untuk membekukan gerakan temanku yang yang sok-sok'an bisa kungfu ini.
Urutan Shutter Speed dalam perbedaan ukuran satu stop adalah: 
1/8 -> 1/15-> 1/30 ->1/60 ->1/125 ->1/250 ->1/500 ->1/1000 (dalam detik)
3. ISO, Speed of Film
Begini saja, anggap saja ISO ini adalah kunang-kunang yang bekerja di dalam camera teman-teman. Kalo di camera diset ke ISO 400 berarti temen-temen mempunyai 400 kunang-kunang yang bekerja, jika teman-teman set camera teman-teman ke ISO 100 berarti teman-teman cuman punya 100 kunang-kunang untuk bekerja di dalam kamera teman-teman.

Nah ukuran ISO dalam perbedaan satu stop adalah:
100 ->200 ->400-> 800 ->1600
ISO 800 adalah 3 kali lebih sensitif daripada ISO 100 (lebih sensitif terhadap cahaya 3 stop), tetapi hasil potonya mungkin agak grainy (seperti berpasir) Nah dalam hal ini lah yang harus menjadi pertimbangan teman-teman kapan harus kompensasi demikian.


nah itu tadi sedikit ulasan tentang teknik dasar fotografi yaitu exposure,bagi yang penasaran langsung ambil SLR nya dan langsung aja di praktekin ya,,untuk trik lain akan di bahas di lain kesempatan,,dan tetap disaluran yang sama jangan ganti chanel anda..selamaat mencoba..

sampai jumpa di bahasan yang lain..
salam jepreet..!!

wassalamualaikum..


sumber: Fotografer.net